27 Bencana Melanda dalam Dua Hari, BNPB Imbau Waspada Cuaca Ekstrem dan Musim Pancaroba

0
143
Banjir
Kondisi banjir dan penanganannya di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, pada Minggu, 28 September 2025. FOTO: BNPB

(Vibizmedia-Nasional) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) kembali merilis laporan hasil pemantauan bencana nasional selama dua hari terakhir, yakni periode 29 September hingga hari ini, Selasa (30/9). Dalam kurun waktu singkat tersebut, tercatat 27 kejadian bencana, yang terdiri dari 7 bencana baru dan 10 kejadian sebelumnya yang diperbarui kondisinya.

Mayoritas kejadian bencana tersebut merupakan bencana hidrometeorologi basah dan kering, yang dipicu oleh fenomena cuaca ekstrem di masa peralihan musim kemarau ke musim hujan (pancaroba).

Tujuh Bencana Hidrometeorologi Landa Jawa dan Sumatera

Cuaca ekstrem berupa hujan lebat, petir, dan angin kencang menyebabkan sejumlah bencana di berbagai wilayah, terutama di Pulau Jawa dan Sumatera.

1. Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah
Cuaca ekstrem pada Minggu (28/9) merusak 12 rumah (10 rusak ringan, 2 rusak sedang) di empat desa di tiga kecamatan. Sebanyak 12 KK terdampak dan 1 KK (2 jiwa) terpaksa mengungsi. BPBD setempat bergerak cepat melakukan pembersihan dan evakuasi.

2. Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
Sebanyak 13 KK warga Desa Ngabean, Kecamatan Secang, terdampak hujan lebat dan angin kencang. 13 rumah mengalami kerusakan.

3. Kabupaten Sragen, Jawa Tengah
Cuaca ekstrem melanda tiga kelurahan secara bersamaan. Dampaknya, 25 rumah rusak, memengaruhi 84 jiwa.

4. Kabupaten Malang, Jawa Timur
Di Desa Urek-Urek, Kecamatan Gondanglegi, cuaca ekstrem menyebabkan kerusakan pada 18 rumah. BPBD menyerahkan bantuan sembako dan kebutuhan dasar lainnya.

5. Kabupaten Magetan, Jawa Timur
Tanah longsor akibat galian C menewaskan satu orang di Desa Trosono, Kecamatan Parang. Jasad korban berhasil dievakuasi dan diserahkan kepada keluarga.

6. Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu
Banjir merendam 15 desa di 5 kecamatan, berdampak pada 563 KK. Sebanyak 15 KK mengungsi. Air berangsur surut, namun BPBD tetap mendirikan dapur umum dan memberikan bantuan darurat.

7. Kabupaten Kudus, Jawa Tengah
Kebakaran lahan seluas sekitar 2 hektare terjadi di Desa Peganjaran, Kecamatan Bae. BPBD dan warga berhasil memadamkan api.

Pemutakhiran 10 Kejadian Bencana Sebelumnya

BNPB juga memantau perkembangan 10 bencana sebelumnya, sebagian besar berasal dari klaster kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kekeringan, aktivitas vulkanik, dan gempa bumi.

Kebakaran Hutan dan Lahan

Kalimantan Barat: ±19.267 hektare

Kalimantan Tengah: ±951 hektare

Kalimantan Selatan: ±1.700 hektare

Riau: ±1.886 hektare

Jambi: ±467 hektare

Klaten, Jawa Tengah: 2.527 KK (8.851 jiwa) terdampak. Distribusi air bersih mencapai 60.000 liter per hari. Agam, Sumatera Barat: Air bersih disalurkan ke empat nagari terdampak.

Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, NTT masih Siaga (Level III). Sebanyak 823 KK (3.177 jiwa) masih mengungsi.

Gempa 26 September di Jawa Timur dan Bali berdampak pada 110 KK (550 jiwa). Proses pemulihan, pendirian tenda keluarga, dan trauma healing terus berjalan.

BNPB melalui Kedeputian Penanganan Darurat terus memberikan dukungan terhadap daerah yang mengalami status darurat, termasuk dalam evakuasi, pemadaman karhutla, penyaluran bantuan logistik, serta pendistribusian air bersih.

Pemerintah daerah dan BPBD telah melakukan berbagai upaya percepatan penanganan darurat, termasuk pembersihan material bencana, penguatan logistik, dan kesiapan lokasi pengungsian.

BNPB mengingatkan masyarakat untuk waspada menghadapi masa peralihan musim (pancaroba). Cuaca ekstrem seperti hujan intensitas tinggi, angin kencang, dan petir diperkirakan terjadi di berbagai wilayah Indonesia, khususnya bagian selatan, dari akhir September hingga awal Oktober.

BMKG melaporkan bahwa cuaca ekstrem pada masa transisi biasanya terjadi pada siang menjelang malam hari, dengan ciri khas udara panas pada pagi hingga siang.

Selain itu, Siklon Tropis BUALOI di Laut Cina Selatan turut memengaruhi kondisi atmosfer, memicu hujan lebat di wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua Barat Daya.

Konvergensi angin dan dinamika atmosfer lokal turut meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sejumlah daerah seperti Bengkulu, Sumatra Barat, Kalimantan, hingga Papua.

Imbauan BNPB kepada Masyarakat. Masyarakat diminta untuk:

1. Memangkas pohon rawan tumbang

2. Memperkuat atap dan struktur rumah

3. Membersihkan saluran air

4. Memantau prakiraan cuaca dari BMKG atau sumber resmi lainnya

Pemerintah daerah dan BPBD diminta memastikan kesiapan jalur evakuasi, tempat pengungsian, dan sistem peringatan dini untuk meminimalkan dampak bencana.