(Vibizmedia – Jakarta) Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2025 mencapai 5,04 persen. Pencapaian ini didorong oleh permintaan domestik yang kuat, kinerja ekspor yang positif, investasi yang tetap tangguh, serta optimalisasi belanja pemerintah.
“Setelah mengalami kontraksi pada 2020, ekonomi kita pulih dengan cepat dan stabil. Pertumbuhan dari 2023 hingga 2025 tetap berada di kisaran 5 persen, menunjukkan bahwa Indonesia cukup resilient meskipun kondisi global masih penuh ketidakpastian,” kata Menkeu dalam konferensi pers APBN KiTA di Jakarta, Kamis (20/11).
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga—sebagai kontributor terbesar PDB—tumbuh solid sebesar 4,89 persen. Sementara itu, investasi atau PMTB meningkat 5,04 persen, mencerminkan optimisme para pelaku usaha.
“Ekspor meningkat 9,91 persen, sementara impor tumbuh lebih rendah, sehingga net ekspor memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi,” ujar Menkeu.
Belanja pemerintah juga menunjukkan kinerja positif, tumbuh 5,49 persen pada triwulan III, seiring akselerasi pengeluaran setelah mengalami kontraksi pada triwulan I (-1,37 persen) dan triwulan II (-0,33 persen). Menkeu menegaskan, pemerintah kini berperan aktif mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Sekarang, belanja pemerintah berkontribusi positif bagi ekonomi. Triwulan ketiga maupun keempat akan terus mendorong pertumbuhan,” jelas Menkeu.
Dari sisi produksi, mayoritas sektor tumbuh positif. Sektor manufaktur naik 5,54 persen didorong permintaan domestik dan ekspor. Sektor perdagangan tumbuh 5,49 persen, seiring meningkatnya pasokan domestik, sedangkan sektor transportasi meningkat 8,62 persen mengikuti aktivitas distribusi barang dari industri pengolahan dan perdagangan. Sektor informasi dan komunikasi tumbuh 9,65 persen, didorong aktivitas telekomunikasi.
Sektor konstruksi tetap stabil dengan pertumbuhan 4,2 persen, didukung percepatan proyek infrastruktur melalui Proyek Strategis Nasional (PSN). Sektor pertanian mengalami lonjakan dari 1,62 persen pada triwulan II menjadi 4,93 persen pada triwulan III, sejalan dengan program prioritas pangan pemerintah.
“Secara keseluruhan, konsumsi yang kuat, investasi yang terjaga, dan ekspor yang meningkat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi triwulan ini. Mayoritas sektor berada di zona positif, menegaskan pemulihan ekonomi Indonesia yang merata dari sisi domestik maupun global. Kondisi ini menunjukkan ketahanan ekonomi yang solid,” ujar Menkeu.
Performa positif ini juga diperkuat peran APBN sebagai katalis pertumbuhan dan stabilitas sistem keuangan. Pemerintah terus menguatkan resiliensi ekonomi melalui kebijakan fiskal adaptif, mendorong pertumbuhan tinggi, mempercepat perputaran ekonomi, serta melindungi masyarakat. Sinergi kebijakan dengan otoritas moneter, sektor keuangan, dan pihak terkait lainnya terus diperkuat untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai program prioritas nasional.









