Desa Garoga di Batang Toru Hilang Tertimbun Longsor, KLHK Evaluasi Total Izin Lingkungan

0
57
Kayu Gelondongan
Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu. FOTO: PEMKAB TAPTENG

(Vibizmedia-Nasional) Menteri Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan bahwa Desa Garoga di kawasan Batang Toru, Sumatra Utara, hilang tertimbun akibat bencana banjir bandang dan longsor yang melanda wilayah tersebut pada akhir November lalu.

Saat meninjau lokasi pada Sabtu (6/12), Hanif menggambarkan kondisi Desa Garoga sebagai “hamper semua rumah tertimbun tanah dan kayu dalam jumlah besar”.

“Saya tadi mampir di Desa Garoga. Di situ hampir semua rumahnya tertimbun dengan tanah dan kayu yang cukup banyak,” ujarnya.

Curah Hujan Ekstrem 450 mm, DAS Curam Tak Mampu Menahan Luruhan Material

Hanif menjelaskan, Daerah Aliran Sungai (DAS) Garoga adalah DAS terbesar kedua di kawasan tersebut setelah DAS Batang Toru. Kondisi hulu sungai yang jauh lebih curam menyebabkan volume kayu dan lumpur yang terbawa arus meningkat drastis saat hujan ekstrem mengguyur wilayah itu.

Data menunjukkan, curah hujan pada 24–25 November mencapai mendekati 450 milimeter, angka yang disebut Hanif sebagai “sangat besar dan melampaui kemampuan lanskap untuk menahan beban air dan material”.

“Tekanan dari air, lumpur, dan kayu yang menyumbat aliran membuat Desa Garoga melenyap,” jelasnya.

Diduga Ada Kontribusi dari Pembukaan Lahan Sawit 200 Hektare

Dari analisis awal, Hanif menyebut adanya pembukaan lahan oleh satu perusahaan perkebunan sawit seluas sekitar 200 hektare di hulu Sungai Garoga. Pembukaan lahan tersebut dinilai berpotensi memperparah aliran permukaan ketika curah hujan tinggi.

“Memang banyaknya yang runtuh itu sangat berkontribusi. Kita akan hitung ulang. Analisis harus dipadukan antara data satelit dan kondisi lapangan,” kata Hanif.

Pemerintah Minta Stop Spekulasi, Evaluasi Total Izin Lingkungan Akan Dilakukan

Hanif menegaskan agar semua pihak menghentikan spekulasi terkait penyebab bencana sebelum evaluasi resmi pemerintah selesai dilakukan. Ia menambahkan bahwa pemerintah berkomitmen melakukan evaluasi total terhadap seluruh persetujuan lingkungan di wilayah terdampak banjir dan longsor.

“Agar semua pihak berhenti berspekulasi. Pemerintah berkomitmen melakukan evaluasi total terhadap persetujuan lingkungan,” tegasnya.

Warga di Pesisir Sungai Jadi Korban Terberat

Hanif turut meminta pemerintah daerah melakukan pengecekan ulang terhadap seluruh kawasan potensi bencana, terutama permukiman yang berada di tepi sungai dan sekitar jembatan.

Menurutnya, Desa Garoga berada tepat di sekitar dua jembatan: Garoga 1 dan Garoga 2, yang menjadi titik pusat tumpukan material longsor.

“Itu yang hilang itu satu kampung pas di jembatan itu… Tertimpa tanah dan hilang, terkubur. Kita sangat prihatin,” ujarnya.

Tim gabungan masih terus melakukan pencarian korban, pembersihan material, serta pendataan kerusakan yang disebut pemerintah sebagai salah satu bencana terbesar yang menimpa Sumatra pada akhir tahun ini.