Reformasi Struktural Mengatasi Deindustrialisasi Di Indonesia

0
899
Presiden Joko Widodo Menjawab Tantangan Ekonomi Dihadapan Para Pelaku Usaha Di Jakarta Convention Center, 9 Juli 2015. FOTO : VIBIZMEDIA.COM/RULLY

(Vibizmedia – Nasional) Optimisme akan masa depan perekonomian Indonesia memerlukan sebuah reformasi struktural, apa itu reformasi struktural ? penyehatan anggaran belanja dan menurunkan defisit transaksi berjalan ke arah yang lebih sehat.

Industri di Indonesia saat ini telah mengalami ketertinggalan yang cukup jauh, bahkan beberapa tahun terakhir perekonomian Indonesia sudah menuju ke arah deindustrialisasi dan menjadi satu trend yang harus segera kita balikkan, sebab tidak ada jalan pintas atau tidak ada peluru ajaib, ungkap Presiden Joko Widodo saat menjawab tantangan ekonomi, Kamis lalu (9/7).

Pemerintah terus berupaya menurunkan defisit transaksi berjalan, bagian dari neraca pembayaran yang mencatat pembayaran dan penerimaan yang ditimbulkan dari perdagangan barang dan jasa ini, Presiden Jokowi menjelaskan mengenai kunjungannya beberapa minggu yang lalu ke Batam dan menemukan bahwa Industri galangan kapal kita telah siap, bahkan siap membuat kapal dengan kapasitas mencapai 17.500 DWT, tetapi kondisi yang ada 80% dari kapal yang dibeli setiap tahun masih berasal dari impor.

Perlu diketahui bahwa industri galangan kapal merupakan industri padat karya, industri yang dapat menyerap kebutuhan domestik yang besar serta tidak sulit memiliki tenaga kerja muda bidang konstruksi kapal yang dapat dididik.

Karenanya presiden Jokowi telah perintahkan kepada seluruh kementerian/lembaga, tidak boleh lagi melakukan impor, harus mengutamakan industri dalam negeri terlebih dahulu untuk menghemat devisa, sebab secara makro pembelian impor tidak suistanable. Pemerintah yakin dengan produksi dalam negeri akan semakin memperbaiki neraca perdagangan Indonesia, ungkap Jokowi.


Journalist  : Rully
Editor       : Mark Sinambela

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here