
(Vibizmedia – Nasional) Swasembada pangan yang menjadi cita-cita Presiden Joko Widodo di awal pemerintahannya masih terus diupayakan dengan sungguh-sungguh. Dalam kunjungan kerjanya ke Jawa Barat hari ini, Selasa (21/6) Presiden menyempatkan diri untuk meninjau peternakan sapi PT Karya Anugerah Rumpin (KAR) di Jalan Raya Cibodas No. 99, Desa Cibodas, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Di lokasi tersebut, Presiden Joko Widodo meninjau proses pembibitan sapi potong yang berkualitas. Pembibitan tersebut merupakan sebuah program jangka panjang yang diharapkan dapat mengantarkan Indonesia menuju swasembada daging.
Presiden Jokowi sampaikan bahwa yang kita lihat di sini adalah proses di hulu pembibitan sapi potong dalam sebuah program jangka panjang yang kita harapkan nantinya kita betul-betul dapat melakukan swasembada daging sapi, ungkapnya, Selasa.
Presiden kemudian menuturkan bahwa program tersebut diperkirakan akan dapat diselesaikan dalam jangka waktu hingga 10 tahun ke depan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menyeleksi sapi-sapi yang berkualitas. Dari hitung-hitungan yang kita lakukan, itu akan selesai antara 9 sampai 10 tahun karena kita harus menyeleksi untuk mendapatkan sapi-sapi yang mempunyai performa yang bisa dipakai untuk menghasilkan sperma yang nantinya dibagi-bagikan baik kepada industri maupun kepada petani.
Presiden juga menekankan kunci dari keberhasilan program tersebut ialah konsistensi yang dilakukan secara terus menerus agar memperoleh hasil yang diinginkan serta mengeluarkan semua potensi yang ada. Teknologi pembibitan sapi yang telah dimiliki Indonesia saat ini, Presiden berpendapat bahwa saat ini Indonesia sudah berada pada jalurnya.
Semuanya sudah berada pada rel yang benar. Hanya sekali lagi, ini perlu konsistensi, jangan berhenti. Kita tidak mungkin lagi membagi-bagi sapi ke petani tanpa sebuah persiapan manajemen pengawasan dan manajemen pendampingan, ujar Presiden.
Namun demikian, Presiden mengingatkan bahwa untuk mencapai swasembada daging sapi merupakan proses yang panjang. Oleh karenanya, untuk sementara ini impor masih diperlukan dalam rangka memenuhi kebutuhan daging sapi bagi masyarakat.
Sebelum swasembada mau tidak mau untuk konsumsi, sementara sebagian impor dahulu, karena kalau kita tidak impor justru induk-induk sapi betina yang baik akan disembelih karena harga daging yang tinggi. Ini yang berbahaya dan harus dihindari.
Harga daging sapi ideal yang seharusnya berlaku di Indonesia ialah sebesar Rp 80.000 sebagaimana yang telah Presiden targetkan sebelumnya. Harga tersebut merupakan harga yang telah dikalkulasi sebelumnya, sedangkan harga daging itu bisa Rp 55.000 – Rp 60.000. Ini bukan cerita, saya dapat invoicenya langsung. Ya mestinya kita di sini juga mengarahkannya ke sana sehingga saya menyampaikan delapan puluh ribu rupiah.
Presiden akan terus mengejar target realisasi harga daging sapi ideal tersebut. Menurutnya, saat ini pemerintah bersama dengan swasta sudah melaksanakan operasi pasar guna menindaklanjuti hal tersebut. Sekarang ini ada 10 perusahaan BUMN dan swasta yang bergerak di pasar menjual dengan harga Rp 70.000 – Rp 80.000.
Dirinya ingin mewujudkan harga daging dan bahan-bahan pokok yang terjangkau sehingga masyarakat kecil bisa menikmati daging terutama pada saat Lebaran. Dalam kesempatan ini, Presiden menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi tentang Riset, Pengembangan dan Implementasi Inovasi Bidang Pertanian yang dilakukan antara Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menristek Dikti M Nasir.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela