(Vibizmedia – Nasional) 15 Februari 2017 mendatang, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) akan meluncurkan satelit Telkom 3S senilai berkisar Rp 3,3 triliun. Peluncuran tersebut akan dilaksanakan di Guiana Space Center, Kourou, Guyana Perancis.
Satelit yang akan menjangkau seluruh wilayah Indonesia, Asia Tenggara dan sebagian Asia Timur ini, merupakan satelit komunikasi geostasioner milik Telkom Indonesia, yang didesain untuk dapat melayani siaran televisi berkualitas tinggi (High-Definition Television), layanan komunikasi seluler serta broadband internet tersebut akan ditempatkan pada posisi di atas equator dan bergerak mengelilingi bumi dengan lintasan berbentuk lingkaran yang memiliki sumbu rotasi sama dengan bumi.
Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Rudiantara mengatakan bahwa melalui peluncuran Telkom 3S ini merupakan kebutuhan, Indonesia saat ini mengalami kekurangan pasokan satelit, baik pemerintah maupun industri. Berdasarkan data yang ada, kebutuhan saat ini sebanyak 300 transponder satelit, baru terpenuhi sebanyak 160 transponder di dalam negeri.
Sebagai negara kepulauan dengan geografis yang unik, terdiri dari ribuan pulau dan pegunungan yang sulit dijangkau oleh sistem komunikasi terrestrial maupun serat optik. Sistem komunikasi satelit merupakan solusi tepat yang mampu menjangkau area terluar, terdepan, dan terpencil. Dengan kata lain, sistem komunikasi satelit merupakan satu- satunya pemersatu wilayah nusantara.
Rudiantara menyambut baik rencana peluncuran satelit Telkom 3S yang rencana akan diluncurkan pada pertengahan Februari 2017 ini. Dirinya berharap proses peluncuran dapat berjalan lancar, ungkapnya Senin (6/2).
Sebagaimana diketahui, Telkom 3S akan membawa 49 transponder ke slot orbit 118 derajat Bujur Timur (BT) menggunakan roket Ariane 5 ECA VA235 milik perusahaan peluncur satelit Arianespace Europe.
Disamping itu, Direktur Network and IT Solution Telkom Abdus Somad Arief sampaikan peluncuran satelit Telkom 3S ini sekaligus menandai kiprah 40 tahun Telkom dalam mengelola satelit di Indonesia, terangnya.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela
