(Vibizmedia-Nasional) Kedepan, akan ada pergerakan di dunia otomotif Indonesia. Dari kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik atau kendaraan rendah emisi.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Bambang Soesatyo memperkirakan mulai tahun depan, kendaraan listrik mulai dari motor listrik akan populer di Indonesia.
Menurutnya, pada tahun 2030 mendatang di Eropa kendaraan listrik mulai masif. Saya rasa Indonesia juga bisa seperti ini, lihat saja kemarin motor listrik buatan dalam negeri bisa terjual cukup banyak, jelasnya beberapa waktu lalu di Jakarta.
Bahkan saat ini, telah banyak pesanan bukan hanya di Ibu kota Jakarta saja, tetapi juga di beberapa kota lainnya. Jadi saya rasa mulai tahun depan akan tinggi pengguna motor listrik, jelas Bambang.
Selain motor listrik, mobil listrik juga dapat langsung masif di Indonesia, asalkan para industri berani melangkah lebih lebar, ungkapnya.
Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian telah melakukan sosialisasi insentif pajak bagi kendaraan listrik kepada perusahaan-perusahaan otomotif Jepang.
Menurut Menteri Perindustrian Airlangga dalam keterangan resminya pada Jumat (31/5) lalu, perusahaan-perusahaan otomotif tersebut, mengaku telah siap membangun industri kendaraan listrik di Indonesia.
Dalam peraturan terkait kendaraan listrik tersebut, akan diberikan tenggat waktu atau periode transisi selama dua tahun. Untuk itu, Airlangga berharap perusahaan otomotif Jepang dapat mulai membangun investasi pada tahun 2021 atau tahun 2022 mendatang.
Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemerintah menargetkan untuk mengembangkan 2,1 juta roda dua bertenaga listrik hingga enam tahun mendatang.
Setelah dari pengembangan selama empat tahun, pada April lalu, mulai dipasarkan motor listrik lokal, Gesits, yang menggunakan 20% komponen impor, 80% komponen buatan dalam negeri. Rencana motor buatan Indonesia ini mulai didistribusikan pada bulan Juli mendatang.
