Rencana Strategis BUMN, Prediksi Deviden Dan Dampak Pandemi

0
621

(Vibizmedia – IDX Stocks) – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana membubarkan 14 perusahaan pelat merah dalam rangka transformasi dan perampingan BUMN.

Rencana tersebut diungkapkan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam sebuah sesi diskusi daring yang ditayangkan melalui kanal Youtube Matangasa Institute, Senin (28/9/2020).

Dalam paparannya, Arya mengatakan bahwa kementerian akan melakukan sejumlah aksi untuk mentransformasi BUMN, mulai dari mengembangkan, mengkonsolidasikan, mengalihkan pengelolaan, hingga membubarkan atau likuidasi BUMN.

Lebih lanjut dia menjelaskan proses likuidasi perusahaan pelat merah akan dilakukan melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) alias PPA karena Kementerian BUMN tak memiliki wewenang langsung untuk membubarkan perusahaan BUMN.

Dari informasi yang disampaikan ada 14 perusahaan pelat merah yang terancam dibubarkan termasuk Merpati.BUMN yang akan dipertahankan, dikembangkan itu ada 41 BUMN, yang dikonsolidasikan atau merger 34, yang akan dikelola dimasukkan ke PPA 19, dan yang dilikuidasi dicairkan melalui PPA ada 14.

Arya juga menyebut akan ada peraturan baru mengenai wewenang likuidasi tersebut. Adapun saat ini fungsi dan wewenang Kementerian BUMN diatur dalam PP No 43 tahun 2005 tentang Fungsi dari Kementerian BUMN.

Arya tidak merinci BUMN mana yang akan dimerger. Namun, secara historis, ada beberapa BUMN yang merupakan hasil merger. Misal, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bank berlogo pita emas itu merupakan hasil gabungan empat bank pelat merah pada 1999, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Eksim, dan Bank Pembangunan Indonesia.

Dia menegaskan proses likuidasi ini akan membuat BUMN lebih ramping dan dapat lebih efektif. Menurutnya ini juga sejalan dengan proses pembentukan sub holding dan klasterisasi BUMN yang tengah gencar dilakukan Kementerian BUMN.

Secara khusus, Arya sebelumnya mengatakan Kementerian BUMN berencana melakukan merger perbankan syariah milik BUMN. Merger itu diharapkan membuat entitas bank syariah menjadi lebih solid dan menjadi pemimpin pasar di industri perbankan syariah.

Menurut Arya, deviden BUMN yang akan di setor ke Negara pada tahun 2021 sebesar Rp.26, 1 triliun, lebih rendah dari tahun sebelumnya karena dampak pandemi Covid-19 yang cukup berat dirasakan perusahaan BUMN. Dan dari jumlah Rp. 26.1 triliun diproyeksika berasal dari BUMN Perbankan sebesar Rp.11.9 triliun dan dari BUMN non-perbankan sebesar Rp.14.2 triliun.

Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan setoran dividen kepada negara masih menjadi salah satu indikator kinerja utama (key performance indicators/KPI) bagi perusahaan negara meski dibayangi pandemi Covid-19.

Kendati demikian, ia mengakui, setoran dividen BUMN kepada negara pada 2021 mendatang diperkirakan tergerus akibat terdampak pandemi Covid-19.

Erick menyebutkan salah satu BUMN yang paling berat menghadapi dampak Covid-19 , yakni PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang mengalami penurunan hingga 90 persen.Ia mengatakan menurunnya setoran BUMN itu dinilai wajar mengingat pandemi Covid-19 mempengaruhi kinerja mayoritas BUMN.

Setiap BUMN juga menghadapi situasi yang sama seperti kebanyakan perusahaan swasta. Sebanyak 90 persen terdampak, hanya 10 persen yang berjalan normal.

Selasti Panjaitan/Vibizmedia
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here