GameStop, Fenomena Baru Pasar Modal, Investor Kecil Kalahkan Hedge Fund Besar

0
1618
Source: toybook

(Vibizmedia – International) – Selama satu minggu terakhir bursa saham Amerika digoncangkan dengan pergerakan saham GameStop yang meroket dalam waktu sangat singkat. Dimulai dari grup diskusi saham WallStreetBets di Reddit, jutaan trader pemula, yang terdiri dari para millennials dan generasi Z, sepakat berbondong-bondong membeli saham GameStop, sehingga saham perusahaan toko video game AS itu, melonjak tajam dari harga USD17 di awal Januari melesat ke level USD325/saham di akhir bulan (29/1) di NYSE, atau suatu kenaikan 1780% lebih!

(Lihat: https://www.vibiznews.com/2021/01/29/saham-gamestop-sedang-viral-di-bursa-amerika-melonjak-1744-selama-1-bulan/ )

Di balik pergerakan fenomenal ini, tercermin satu gerakan dari para investor amatir untuk melawan, sekaligus menghukum, para hedge fund besar yang merupakan bandar pasar modal yang selama ini aktif melakukan transaksi jual kosong atau short sell.

Pergerakan ini telah menimbulkan kerugian besar bagi para hedge fund dan institusi lain yang memasang posisi jual saham GameStop (GME) sampai sekitar USD 19 miliar atau sekitar Rp266,9 triliun (kurs Rp 14.050 per USD) di posisi akhir pekan, menurut Markets Insider (30/1).

Sementara itu, kalau ditotalkan terhadap seluruh saham yang dalam tekanan posisi jual, kerugian yang terjadi pada para hedge fund adalah USD 70,87 miliar atau sekitar Rp983,5 triliun berdasar data dari perusahaan analitik Ortex, menurut Global News (28/1).

Anggota forum WallStreetBets dari Reddit telah berperang dengan hedge fund seperti Melvin Capital minggu ini untuk saham pengecer video-game AS. Kenaikan GME secara dramatis telah menekan kelompok investor kakap yang bertaruh bahwa harga saham akan turun. Saat ini, dengan harga saham yang telah melonjak, para short-sellers dipaksa untuk “menutupi” posisi mereka dengan membeli kembali saham dengan kerugian besar.

Kekuatan Investor Retail

Short sell adalah transaksi dengan investor melakukan penjualan saham tanpa memiliki sahamnya terlebih dahulu. Sang investor meminjam saham dari sekuritas untuk menjualnya, dengan harapan ketika sahamnya ambruk lebih dalam, dia dapat membelinya kembali di harga murah dan mengembalikannya ke sekuritas dengan keuntungan.

Praktek demikian ini sering digunakan oleh para hedge fund besar untuk mengarahkan pergerakan harga saham yang ditargetkan dan meraup keuntungan besar setelah harga jatuh dalam. GameStop termasuk yang menjadi sasaran hedge fund raksasa seperti Melvin Capital dan Citron Research.

Di pihak lain, sejak merebaknya pandemi, banyak anak muda di Amerika yang dikabarkan berinvestasi pada bursa saham. Program stimulus uang tunai saat era Presiden Trump serta kebijakan suku bunga yang rendah telah mendorong minat investor terjun ke pasar saham. Ditambah lagi dengan perkembangan aplikasi trading yang memungkinkan orang dengan smartphone-nya dapat membeli atau menjual saham secara gratis.

Para investor ritel di forum saham WallStreetBets tidak senang dengan aksi tekanan para hedge Fund kepada kelompok perusahaan kecil serta investor kecil seperti mereka. Mereka menggalang aksi beli besar-besaran terhadap GameStop yang membuat kenaikan signifikan pada harga sahamnya.

Melvin Capital sendiri setelah kerugiannya mencapai USD 3,75 miliar (Rp 54 triliun), dikabarkan mendapat suntikan dana dari dua hedge fund besar lainnya, yakni Citadel dan Point 72 sebesar USD 2,75 miliar (Rp 38,8 triliun).

Di tempat lain, di tengah kehebohan, pialang Robinhood dan Interactive Brokers membatasi perdagangan GameStop dan beberapa saham lain yang ditekan jual (short-squeeze) -seperti AMC Entertainment, Blackberry, dan Bed Bath & Beyond- menjadi hanya pada posisi penutupan, yang berarti para trader tidak dapat membeli saham saat harga turun.

Keputusan Robinhood tersebut, yang telah menampilkan dirinya sebagai teman free trading para investor kecil, menyebabkan reaksi balik dengan pelanggannya menggunakan media sosial untuk mengungkapkan kemarahan mereka.

Sementara itu, suntikan dana kepada Melvin Capital juga memicu kemarahan forum WSB lagi, yang anggotanya telah meningkat tiga kali lipat menjadi 6,5 juta hanya dalam waktu seminggu, dengan aksi beli besar-besaran kembali yang terus meroketkan harga GME. Ditambah lagi dengan cuitan dari pendiri Tesla dan SpaceX, Elon Musk yang menulis ‘Gamestonk!’ di akun twitter-nya, yang menyebabkan rally harga melesat di atas level USD 200/saham. Bahkan kemudian sempat menembus harga USD 400/saham, dan setelah itu terkoreksi lagi di akhir minggu.

Akan Menyebar?

Terhadap gerakan aksi investasi retail ini, tidak kurang juga dari Donald Trump Jr. yang terlihat membela gerakan investasi populis ini serta menyatakan sistem “dicurangi” pada saat pialang-pialang berusaha membatasi perdagangan.

“Hanya butuh waktu kurang dari sehari bagi para big tech, pemerintahan besar, dan media korporat untuk bertindak dan mulai berkolusi untuk melindungi teman hedge fund mereka di Wall Street,” tulisnya di Twitter (28/1). “Seperti inilah namanya sistem yang dicurangi, teman-teman!”

Dilansir dari Breitbart (30/1), terinspirasi gerakan investor ritel di AS, para investor mom-and-pop Malaysia, yakni para investor ritel, juga membuat grup mereka sendiri dengan nama “BursaBets”. Investor ritel ini berupaya untuk menaikkan saham produsen sarung tangan karet Malaysia pada hari Jumat.

Seorang moderator BursaBets yang dikenal sebagai “Mod Revenant” mengatakan kepada situs berita Coconuts Kuala Lumpur bahwa ia dan delapan rekan moderatornya percaya bahwa nilai saat ini dari saham industri sarung tangan di Malaysia telah digerus oleh short-selling yang sama telah menekan valuasi GameStop terlalu rendah.

Pada beberapa tahun lalu sempat terkenal film “The Wolf of Wall Street” yang menggambarkan kisah nyata tentang kejahatan white collar crime di Wall Street, yakni tentang pencucian uang, insider trading, dan informasi saham yang menyesatkan; hal yang banyak merugikan para pelaku pasar yang kecil. Namun terakhir ini, dari kehebohan GameStop yang terjadi di Wall Street, terlihat munculnya kekuatan baru para investor retail yang mampu melawan kemapanan sistem hedge fund besar yang sering merugikan kelompok trader kecil.

(Diolah dari berbagai sumber)

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here