Kerjasama Tesla Dukung Indonesia Bersaing di Industri Kendaraan Listrik

0
758
Ilustrasi mobil listrik buatan Indonesia. FOTO: BPPT

(Vibizmedia – Nasional) Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves,  Septian Hario Seto mengatakan, proposal Tesla sudah diterima Kamis (4/2/2021) dan sudah dipelajari secara internal.

“Untuk menindaklanjuti proposal tersebut, akan dilakukan pertemuan bersama pihak Tesla pada pekan depan,” kata Seto dalam konferensi pers secara virtual bersama wartawan, Jumat (5/2/2021). Konferensi pers ini membahas program kerja di 2021, khususnya perkembangan seputar investasi terkait mobil listrik dan lithium battery serta hilirisasi pertambangan.

Kerja sama lain bersama Tesla adalah di bidang Energy Storage System (ESS). ESS merupakan sistem penyimpanan energi dengan daya besar. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi besar untuk pengembangan renewable energy sehingga kerja sama ini juga diharapkan memberikan manfaat yang maksimal. Sementara terkait kerja sama dengan CATL dan LG, saat ini masih dalam proses negosiasi.

“Untuk CATL rencana 2024 mereka akan mulai pembangunan baterai cellnya. Untuk LG, sudah ada MoU yang ditandatangani dengan BKPM,” terang Deputi Seto.

Menurutnya, kerja sama ini akan memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk turut menjadi pemain dalam industri electronic vehicle maupun lithium battery.

Terkait kerja sama dalam industri electronic vehicle serta lithium battery, Deputi Seto mengungkapkan bahwa tujuannya ialah untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki Indonesia, dan bukan hanya sebagai pemasok bahan baku.

Pembangunan industri electronic vehicle serta lithium battery juga tentunya tidak dapat dipisahkan dari hilirisasi pertambangan, khususnya untuk nikel, tembaga (copper), dan bauksit.

“Copper, nikel, dan bauksit ini berperan sangat signifikan dalam pengembangan renewable energy dan dalam beberapa bulan terakhir pun kalau diperhatikan harganya naik secara signifikan,” terang Deputi Seto.

Dengan dilakukan pembangunan pada kawasan industri, secara langsung juga akan berkontribusi pada peningkatan ekonomi regional. Hal tersebut terjadi secara beriringan dengan adanya peningkatan kebutuhan tenaga kerja serta fasilitas pendukungnya.

Pemerintah pun tidak lepas perhatian untuk menjaga kelestarian, salah satunya dengan membangun industri daur ulang pada lithium battery dengan memanfaatkan lithium battery bekas pakai. Industri ini sedang dalam tahap pembangunan di Morowali.

Besarnya potensi sumber daya serta terbukanya kesempatan kerja sama yang ada, menurut Deputi Seto, harus dimanfaatkan secara maksimal untuk mengembangkan Indonesia.

“Saya pikir ini adalah satu momentum untuk bisa menempatkan posisi Indonesia dalam global value chain yang signifikan. Kita bisa jadi pemain utama di sana, undang partner yang tepat untuk hilirisasi dan teknologi sehingga kita bisa mengembangkan juga,” pungkasnya.

Emy T/Journalist/Vibizmedia
Editor: Emy Trimahanani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here