Kemenperin: Indonesia Produsen Alas Kaki Terbesar ke-4 Dunia, Konsumsi 886 Juta Pasang

0
644
Industri Alas Kaki
Ilustrasi industri alas kaki. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan industri alas kaki di dalam negeri agar lebih berdaya saing, baik di kancah domestik maupun global. Untuk itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan inovasi produk alas kaki nasional, yang dapat mengikuti tren dan selera konsumen saat ini.

Salah satu langkah strategis yang Kemenperin jalankan adalah menggelar ajang Indonesia Footwear Creative Competition (IFCC).

“IFCC merupakan program dari Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI), unit kerja di bawah Ditjen IKMA Kemenperin, dengan tujuan untuk mendorong potensi-potensi desainer alas kaki Indonesia dalam mengembangkan desain alas kaki sekaligus mengenalkan dan mempromosikan industri alas kaki lokal kepada masyarakat luas melalui desain, fotografi dan videografi yang menarik,” jelas Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih dalam keterangannya, Kamis, 25 Maret 2021.

Pelaksanaan IFCC ini salah satunya karena melihat potensi Indonesia yang menduduki posisi ke-4 sebagai produsen alas kaki di dunia setelah China, India, dan Vietnam.

“Selain itu, kita menjadi negara konsumen sepatu terbesar ke-4 dengan konsumsi 886 juta pasang alas kaki,” ungkap Gati.

Kemenperin mencatat sepanjang tahun 2020, nilai ekspor industri alas kaki mengalami peningkatan sebesar USD4,8 miliar dibandingkan tahun 2019. Kemudian, pada Januari 2021, nilai ekspornya sebesar USD490 juta, meningkat 15,54 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

“Pasar utama produk alas kaki Indonesia adalah ke Amerika Serikat. Selanjutnya, enam pasar terbesar lainnya adalah China, Belgia, Jerman, Jepang, Kanada, dan Italia.,” kata Gati.

Menurutnya, agar produk alas kaki Indonesia lebih kompetitif dengan produk sejenis dari luar negeri, para pelaku industri dalam negeri perlu berkolaborasi dengan desainer dan memanfaatkan teknologi terkini.

“Teknologi sangat penting untuk diterapkan di sektor industri, termasuk industri alaskaki. Digitalisasi sangat bermanfaat untuk mendorong kreativitas di dunia industri,” ujar Gati.

Selain itu, industri persepatuan di Indonesia perlu didorong dalam hal kreativitas dan inovasi. Mulai dari desain produk hingga proses pemasarannya.

“Hal ini sekaligus sebagai implementasi teknologi industri 4.0 yang memberikan peluang untuk bersaing dengan produk impor,” tegasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here