Vaksin Konvensional vs Vaksin Nusantara, Melawan Kecerdikan COVID-19

0
643

(Vibizmedia – Nasional) Wawancara Vibiz Media dengan Prof. DR. Chairul Anwar Nidom, M.Sc., drh., Ketua Dewan Pembina PNF, Guru Besar Biologi dan Molekular UNAIR

Vibiz Media: Apakah yang Membuat Vaksin Konvensional Tidak Cocok untuk Melawan COVID-19 dibandingkan dengan Vaksin Nusantara.

Prof. Nidom: Kalau suatu vaksin (konvensional) tidak bisa mengatasi kejadian-kejadian ikutan yang baru (efek samping) maka bagaimana riset dasarnya? Riset dasar itu ada penelitian-penelitian terhadap toksisitasnya, terhadap efektifitasnya pada hewan. Hewan bisa dibuat, hewan yang sedang autoimun dan lainnya, bagaimana reaksi vaksin. Semua vaksin untuk COVID19 adalah eksperimen. Sekaligus mendapatkan data untuk eksperimen. Syukur-syukur kalau tidak ada apa-apa diteruskan, kalau ada apa-apa tinggal cari alasan. Kalau sama-sama eksperimen kita terima.

Konsep kita masih konsep 200 tahun yang lalu bahwa setiap penyakit selalu didekati dengan vaksin. Memang betul dulu seperti itu tetapi sekarang virus-virus itu sudah canggih, sudah PhD semua (sudah pintar semua). Jadi kita amati betul-betul. Jadi Corona ini memang berbeda dengan influenza. Influenza itu bisa ditebak masalah mutasinya. Tapi kalau Corona tidak bisa dan COVID-19 ini adalah virus yang pintar, cerdik. Dimana ada suatu bagian dari struktur protein di tubuh virus yang bisa menolak. Misal Redemsivir yang fungsinya untuk mengganti nukleotida virus untuk mengkamuflase agar virus tidak melakukan replikasi. Di dalam dalam tubuh virus COVID-19 ada yang namanya NSP 13 yang bisa melakukan penghilangan apa yang menurut virus bukan bagiannya.

Sebetulnya Covid ini sederhana, yaitu pakai masker yang ketat dan disiplin tinggi agar melindungi agar virus tidak masuk dalam hidung dan mulut. Virus mati di udara. Jadi jika virus dimasukkan dalam obat atau antibodi, dia bisa menghindar dari antibodi karena memiliki ADE (Antibody Dependent Enhancement). Jadi jika obat atau vaksin dibiarkan masuk lalu di dalam dihantam. Sekarang virus ini cerdik, kalau tidak bisa dihantam di dalam dan dia tidak bisa berkelit di luar, maka dia melawan. Jadi sekarang itu filosofi sederhananya tutup semua pintu masuk ke dalam tubuh kita supaya dia tidak melakukan replikasi.

Dari situ muncul gagasan Vaksin Nusantara yang mencoba mengadaptasi dua konsep itu. Kalau ada virus masuk ke dalam tubuh tidak kita serang dengan antibodi yang berbeda. Dendritik sel segera membuat antibodi yang sesuai dengan virus tersebut sehingga virus tersebut tidak merasa dilawan oleh pihak lain.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here