Kekuatan Vaksin Merah Putih Menghadapi Varian Delta

0
10200
Prof. dr., Amin Soebandrio. Ph.D, Sp.MK : Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman

(Vibizmedia – Nasional) Semua itu menjadi perhatian semua pengembang vaksin, walaupun sampai saat ini WHO masih menganggap bahwa efikasi di atas 50% itu masih bisa dipakai. Kita ketahui beberapa vaksin mengalami penurunan efikasi, penurunan yang signifikan 10-20%. Namun penurunan ini belum menyebabkan penurunan efikasi di bawah 50%. Semua vaksin yang bisa dikembangkan memang demikian. Lembaga Eijkman mengharapkan vaksin yang dikembangkan minimun juga di atas 50%. Namun datanya belum ada karena belum masuk sampai ke uji klinik. Data itu bisa diperoleh bila sudah mencapai uji klinik.

Bagaimana mengantisipasi varian-varian yang baru masuk? Antisipasi pertamanya adalah apabila memang dibutuhkan untuk disesuaikan – tentu menunggu rekomendasi dari WHO dan lainnya – maka karena platform sudah dikuasai maka kita bisa kembali sebentar ke proses R&D. Prosesnya tidak akan sepanjang atau selama yang sebelumnya. Karena sebetulnya prosesnya sudah dikuasai kita tinggal mengganti sebagian saja. Saat ini Eijkman sudah mengembangkan dengan menggunakan varian Delta sebagai template nya. Walaupun sebelumnya belum waktunya, karena ke depan belum diketahui apakah varian Delta yang menjadi problem. Varian Delta baru naik dengan cepat sejak bulan Mei 2021, bulan Juni mencapai puncaknya dan bulan Juli sudah turun kembali, Agustus sudah turun lagi. Belum diketahui ke depan kita berhadapan dengan varian yang mana. Namun sekali lagi Eijkman sudah mempersiapkan diri melakukan penyesuaian yang diperlukan.

Terkait dengan platform protein recombinan, karena virus sudah ada dimana-mana, dapat dengan mudah diambil salah satu, semuanya bukan coba-coba lagi, sudah diketahui resepnya, kondisi optimum sudah diperoleh.

Laboratorium Eijkman hanya membutuhkan dua kali upaya, upaya pertama belum berhasil bagus, namun upaya kedua berhasil mengisolasi dan mengamplikasi gen-gen yang dicari. Proses selanjutnya akan sama dan diketahui semua.

Response seseorang terhadap vaksin tidak selalu sama dengan orang lain. Response berbeda-beda ada yang bisa meningkatkan antibodi ada yang belum naik juga. Sangat dipengaruhi antara lain oleh latar belakang genetik dari yang bersangkutan. Kita kenal ada tiga terminologi, sediaan vaksin (vaksinnya sudah siap belum), ketersediaan vaksin (apakah sudah ada di lokasi, availability), kesediaan ( apakah masyarakat mau atau tidak di vaksin). Beberapa orang mau vaksin A, yang lain vaksin B, lain lagi vaksin C, jadi tergantung acceptibilty masyarakat. Masyarakat tertentu ingin tersertifikasi halal, namun sudah dijelaskan dalam situasi pandemi bisa dipakai untuk menyelamatkan jiwa. Jadi sebenarnya tidak dibeda-bedakan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here