(Vibizmedia – Nasional) Dalam pidatonya di hadapan sejumlah CEO yang hadir di Istana Negara, Presiden Jokowi menyampaikan sejumlah data yang menggambarkan pergerakan positif perekonomian Indonesia, seiring semakin terkendalinya laju pandemi.
Presiden Jokowi mengatakan, dunia saat ini berada dalam ketidakpastian, keragu-raguan, dan kompleksitas yang tinggi. Sejumlah masalah yang masih menjadi ancaman nyata masih harus dihadapi, seperti persoalan yang terkait dengan perubahan iklim, inflasi, hingga permasalahan global supply chain. Meski demikian, sejumlah indikator menunjukkan kemajuan yang diraih Indonesia.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia, disampaikan Presiden Jokowi, telah hampir menyamai kondisi sebelum Indonesia mengalami pandemi, di mana pada Maret 2022 tercatat 113,8, sedangkan pada Oktober 2021 tercatat 113,4. Hal yang sama juga terlihat pada Retail and Sales Index (RSI) yang juga menguat seiring dengan peningkatan mobilitas di angka 5,2%. Di sisi produksi, angka Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktor juga telah berada di angka 57,2, di mana sebelum pandemi berada di angka 51. “Artinya apa, manufaktur sudah berproduksi. Kenapa berproduksi, karena konsumen meminta. Ada demand di situ. Tidak mungkin tidak ada demand dia berproduksi,” ucap Presiden Jokowi. Ini pula yang menurut Presiden Jokowi, menjadi penyebab peningkatan angka ekspor yang naik 53,3% pada bulan ini (yoy), dan impor yang juga naik menjadi 51% pada bulan ini (yoy).
Presiden Jokowi menekankan, kunci pemulihan ekonomi pada 2022 hanya ada satu, yakni pengendalian Covid-19. Selama laju pandemi tidak berhasil dikendalikan dengan baik, perekonomian akan terancam mengalami keterpurukan kembali. Sejumlah hal terkait penanganan Covid-19 patut disyukuri. “Jika kita kembali melihat pada pertengahan Juli 2021 lalu, saat kasus harian mencapai 56 ribu, betapa sangat meloncatnya hanya dalam waktu 2-3 minggu langsung berada di puncak, 56 ribu. Rumah sakit pontang-panting, urusan oksigen, obat. Kuncinya menurut saya adalah gotong royong, kerja bersama-sama, solidaritas antar seluruh elemen bangsa. Dan itu sudah kita tunjukkan pada Juli, Agustus, September. Kita bisa melakukan itu. Sekarang kasus harian sudah berada di kisaran 500, 400, 300. Ini patut kita syukuri. Tetapi hati-hati, lihat juga perkembangan Covid-19 di negara-negara lain,” papar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi katakan, pihaknya selalu menekankan baik kepada menteri-menteri, juga kepada pemerintah-pemerintah daerah, untuk melakukan pelonggaran sesuai tahapan-tahapan, tanpa perlu tergesa-gesa. “Selalu lihat bagaimana positivity rate-nya, BOR RS-nya. Cek lagi testing dan tracing di setiap daerah seperti apa. Kita semua haris berhati-hati,” tegasnya.
Hal lain yang juga menjadi kunci sukses penanganan Covid-19 ialah kemajuan vaksinasi yang dilakukan kepada masyarakat Indonesia. Presiden Jokowi katakan, hingga saat ini pemerintah telah berhasil menyuntikkan 219,4 juta dosis vaksinasi, di mana 63,4% merupakan dosis pertama, dan 41,4% dosis kedua. “Jumlah yang tidak sedikit dan bukan hal yang mudah. Negara kita juga bukan negara dengan geografis yang gampang. 17.000 pulau, membawa vaksin dengan sepeda motor, menggunakan perahu. Bukan hal yang mudah. Akhir tahun ini kita harapkan sudah bisa mencapai 280 juta dosis,” ucap Presiden Jokowi.
Hal penting lain yang juga menambah optimisme Indonesia dalam menghadapi 2022 ialah pencapaian pemerintah yang telah berhasil menyelesaikan sejumlah proyek infrastruktur penting. Hingga 2021 ini, Presiden Jokowi mengatakan selama enam tahun terakhir pemerintah telah menyelesaikan jalan tol sepanjang 1.640 km dan 4.600 km jalan non-tol. Begitu pula bandar udara dan pelabuhan. Hingga 2021 pemerintah telah membangun 15 bandara baru dan melakukan ekspansi serta perbaikan untuk 38 bandara lama. Sementara pelabuhan yang terbangun telah mencapai 124 pelabuhan baru yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Dalam rangka ketahanan pangan, pemerintah juga telah membangun 22 bendungan hingga 2021 ini. Ditargetkan sampai 2024 nanti, pemerintah akan membangun setidaknya 65 bendungan. “Saya sudah sampaikan kepada Provinsi, Kabupaten, Kota, agar jalan-jalan yang sudah kita bangun ini segera dihubungkan dengan kawasan-kawasan pertanian, kawasan pariwisata, kawasan perkebunan, kawasan industri. Itu tugasnya Provinsi, Kabupaten, dan Kota,” ucap Presiden Jokowi.
Hal lain yang juga menjadi perhatian pemerintah ialah terkait hilirisasi industri demi meningkatkan nilai tambah. Di hadapan para CEO, Presiden Jokowi mengatakan, Pemerintah Indonesia akan terus menjalankan strategi hilirisasi. Kebijakan pemerintah untuk menghentikan ekspor raw material nikel terbukti memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Salah satu dampaknya ialah berkurangnya defisit neraca perdagangan antara Indonesia dengan RRT. Pada 2018 Indonesia mencatat defisit neraca perdagangan dengan RRT sebesar minus 18,41 miliar USD. Angka ini menyusut hingga hanya senilai minus 1,50 miliar USD pada 2021 ini. Di sisi lain, investasi hilirisasi besi baja sebagai dampak dari penghentian ekspor bahan mentah ini telah tercatat sebesar 15-17 miliar USD dan berhasil menyerap 100 ribu tenaga kerja di wilayah Indonesia Timur. “Mengapa kita melakukan (hilirisasi) ini, kita ingin nilai tambah, added value. Kita ingin ciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Dan itu sekarang mulai disadari oleh negara-negara lain, mereka mau tidak mau harus investasi di Indonesia atau harus berpartner dengan kita,” ucap Presiden Jokowi.