(Vibizmedia – IDX) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam perdagangan bursa saham penutupan Selasa sore ini (2/1), di hari pembukaan pasar tahun 2024, terpantau menguat 50,791 poin (0,70%) ke level 7.323,588 setelah dibuka turun ke level 7.254,735.
IHSG bergerak dari zona merah lalu melaju mencetak rekor penutupan tertinggi (all time high), sementara bursa kawasan Asia sore ini umumnya bias melemah di hari pertama pasar dipimpin Hang Seng oleh data manufaktur China yang terus mengalami kontraksi.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sore ini hampir flat dengan menguat tipis 0,01% atau 1 poin ke level Rp 15.462, dengan dollar AS di pasar uang Eropa merangkak naik setelah menanjak 2 hari; bangkit dari 5 bulan terendahnya dengan investor beralih mencermati rilis data minutes the Fed dan NFP pada minggu ini.
Rupiah menguat dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 15.463, serta terpantau cukup fluktuatif dalam rentang harga yang lebar.
Mengawali perdagangannya, IHSG melemah 18,062 poin (0,25%) ke level 7.254,735. Sedangkan indeks LQ45 turun 1,991 poin (0,21%) ke level 968,577. Siang ini IHSG menguat 3,769 poin (0,05%) ke level 7.276,566. Sementara LQ45 terlihat naik 0,05% atau 0,446 poin ke level 971,014.
IHSG kemudian bergerak melonjak di akhir sesi dan ditutup menguat 31,091 poin (0,43%) ke level 7.272,797, sedangkan LQ45 naik 0,91% atau 8,865 poin ke level 979,433. Tercatat saat ini sebanyak 320 saham naik, 240 saham turun dan 212 saham stagnan.
Sementara itu, bursa regional sore ini bias melemah, di antaranya Straits Times yang terkoreksi 0,27%, dan Indeks Hang Seng yang merosot 1,52%.
Sejumlah saham yang masuk jajaran top gainers antara lain Rukun Raharja (RAJA) 8,16%, Pertamina Geothermal (PGEO) 8,12%, Petrosea (PTRO) 8,10%, dan Indika Energy (INDY) 6,27%.
Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan bursa kali ini mengawal tahun dengan mencetak rekor penutupan baru sepanjang sejarah, sementara bursa kawasan Asia sore ini bias melemah oleh data manufaktur China yang terus mengalami kontraksi.
Berikutnya IHSG kemungkinan akan lebih konsolidatif dan diincar profit taking, dengan mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 7.324 dan 7.377. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.173, dan bila tembus ke level 7.025.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group









