(Vibizmedia – Economy & Business) – Pendanaan untuk energi terbarukan menjadi hal penting bagi Indonesia mengingat negara kita punya banyak sumber energi terbarukan yang dapat dikelola.
Hal ini yang mendasari Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan dengan US Treasury Department Assistant Secretary for International Trade and Development. Yaitu Ibu Alexia Latortue di Jakarta pada Kamis (11/7).
Menkeu dan Alexia bersama tim JETP (Just Energy Transition Partnership) membahas mengenai perkembangan transisi energi di Indonesia. Terutama pendanaan yang mulai mengalir di bidang energi terbarukan.
“JETP merupakan inisiatif kerja sama di bidang transisi menuju energi rendah karbon – yang diumumkan oleh Presiden Jokowi. Yakni pada saat Pertemuan Puncak Kepala Negara G20 di Bali (Presidensi G20 Indonesia).
JETP didukung oleh berbagai negara, utamanya Amerika Serikat, Jepang dan Eropa, juga Multilateral Development Bank dan pendanaan swasta serta filantropis,” kata Menkeu.
Topik lain yang menjadi pembahasan adalah mengenai perkembangan pasar karbon Indonesia. Selain itu, Alexia juga menyampaikan persetujuan Amerika Serikat untuk melakukan Debt Swap to Marine Conservation Reservation Agreement bagi Indonesia. Yakni sebesar USD35 juta yang baru saja diumumkan.
“Tujuannya untuk ikut memperkuat dan menjaga kelestarian Laut dan Coral yang dilakukan Indonesia melalui berbagai inisiatif,” ujar Menkeu.
Menurut Analis Vibiz Research Center, potensi energi terbarukan di Indonesia sangat besar, terutama mengingat kondisi geografisnya yang beragam. Berikut adalah perkiraan potensi beberapa sumber energi terbarukan utama di Indonesia:
1. Energi Matahari (Tenaga Surya):
Potensi energi surya sangat tinggi di seluruh Indonesia, terutama di wilayah-wilayah dengan paparan sinar matahari yang intens. Potensi ini mencakup pengembangan panel surya untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di atap gedung, pertanian, dan proyek-proyek skala besar di daratan.
2. Energi Angin (Tenaga Angin):
Indonesia memiliki potensi energi angin yang signifikan, terutama di wilayah pesisir dan daerah pegunungan. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk instalasi turbin angin guna pembangkit listrik tenaga angin (PLTA).
3. Energi Panas Bumi (Geothermal):
Indonesia merupakan negara dengan potensi geothermal terbesar di dunia. Potensi geothermal tersebar di berbagai pulau di Indonesia, seperti di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) telah dikembangkan secara luas di beberapa lokasi.
4. Energi Air (Hidro):
Potensi energi hidro di Indonesia terutama terdapat di pulau-pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Meskipun potensi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan, beberapa pembangkit listrik tenaga air (PLTA) telah beroperasi di berbagai sungai besar.
5. Biomassa:
o Potensi biomassa di Indonesia sangat besar, terutama dari limbah pertanian, industri, dan biomassa hutan. Biomassa dapat digunakan untuk pembangkit listrik dan juga sebagai bahan baku untuk produksi biofuel.
6. Ombak dan Arus Laut:
o Potensi energi dari ombak laut dan arus laut di perairan Indonesia juga cukup besar, meskipun masih dalam tahap eksplorasi dan pengembangan.
Perkiraan jumlah pasti dari potensi energi terbarukan ini dapat bervariasi tergantung pada sumbernya dan perkiraan yang digunakan.
Namun, secara keseluruhan, potensi energi terbarukan di Indonesia sangatlah besar dan memiliki potensi untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap kebutuhan energi nasional secara berkelanjutan.
Untuk mengelola berbagai potensi energi terbarukan di Indonesia, maka Indonesia perlu menjalin kerjasama dengan negara-negara yang memang berminat untuk menjadi investor mendanai pengembangan potensi energi terbarukan tersebut.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting









