(Vibizmedia – Kolom) Dalam rangka peringatan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke 79, rasanya cukup menarik jika kita kaji salah satu perusahaan yang bertahan selama usia negara Indonesia merdeka, bahkan telah hadir pada tahun-tahun sebelumnya.
Tentu saja ada beberapa perusahaan dari berbagai kategori yang tetap bertahan selama 8 dekade seusia negara kita. Namun salah satu yang cukup populer adalah Unilever. Unilever ini berasal dari Inggris, gabungan dari Margarin Unie dan Lever & Co.
Sebagai perusahaan multinasional, Unilever bergerak di banyak negara, salah satunya di Indonesia yang hadir pertama kali pada 5 Desember 1933 di Angke, Jakarta Utara, lewat Lever Zeepfabrieken N.V.
Unilever berkembang menjadi Perusahaan raksasa yang ikut menopang ekonomi Indonesia sejak era sebelum kemerdekaan, era Orde Lama, Orde Baru, dan terus bertahan selama 9 dekade hingga saat ini. Perusahaan yang berusia 91 tahun ini memang tidak selamanya mengalami pertumbuhan pendapatan yang selalu naik dari tahun ke tahun, namun tetap bertahan sampai saat ini.
Berikut adalah grafik pertumbuhan pendapatan Unilever selama 10 tahun terakhir dari 2013 sampai 2023.
Sumber:
Dari tabel di atas, nampak sejak tahun 2013 sampai 2020, pendapatan perusahaan terus bertumbuh, meskipun sejak tahun 2017 hanya naik sekitar 1-3% saja tiap tahunnya. Pada tahun 2021 pendapatan menurun akibat lesunya daya beli masyarakat dalam negeri dampak dari pandemi.
Menjadi Fast Moving Consumer Goods (FMCG) yang Inovatif
Pada 2023, nilai ekonomi yang didistribusikan Unilever mencapai Rp 38,92 triliun dengan melibatkan 4.800 pekerja, 500.000 ritel kecil, dan melibatkan puluhan ribu petani. Nilai ekonomi yang didistribusikan Unilever ini setara dengan 0,2% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Produk-produk Unilever menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat sehari-hari. Diperkirakan setiap rumah tangga memiliki setidaknya dua produk Unilever. Produk Unilever kategori makanan seperti kecap Bango, Royco, Knorr, Walls, Buavita, teh Sari Wangi, hingga produk kebersihan, serta produk-produk kebersihan rumah tangga seperti shampoo Clear, Sunsilk, Lifebouy, Molto, Wipoll, SuperPell, Dove, sudah menjadi bagian dari kebutuhan keseharian masyarakat Indonesia.
Selama lebih dari 90 tahun berdiri di Indonesia, puluhan inovasi serta terobosan dilakukan agar terus relevan dan bisa memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang. Unilever sering menjadi trendsetter, misalnya ketika memperkenalkan kebiasaan baru dari menggunakan sabun batang ke sabun cair.
Selama lima tahun terakhir, Unilever telah melakukan berbagai inovasi yang signifikan antara lain:
Inovasi Produk Berkelanjutan:
- Memperkenalkan produk berbasis tumbuhan, seperti merek makanan berbasis tumbuhan, “The Vegetarian Butcher.”
- Meluncurkan produk dengan bahan baku yang ramah lingkungan, termasuk formula deterjen yang lebih ramah lingkungan dalam produk seperti “Omo” dan “Sunlight.”
Inovasi dalam Kesehatan dan Kebersihan:
- Selama pandemi COVID-19, Unilever meluncurkan berbagai produk baru yang mendukung kesehatan dan kebersihan, seperti sabun dan hand sanitizer.
- Memperkenalkan produk-produk kesehatan dan kebugaran
Keberlanjutan dan Pengurangan Plastik melalui Unilever Sustainable Living Plan (USLP)
- Memperkenalkan kemasan yang dapat didaur ulang, dapat digunakan ulang, atau kompos. Teknologi daur ulang sampah “CreaSolv® Process” merupakan teknologi pertama yang mampu mendaur ulang plastik fleksibel atau kemasan sachet.
- Pada 2023, Unilever mengumumkan keberhasilannya mengumpulkan dan memproses 56.159ton sampah plastik
- Meluncurkan inisiatif “Loop,” sebuah program pengiriman produk dalam kemasan yang dapat dikembalikan dan digunakan kembali.
Digitalisasi dan E-commerce:
- Mengembangkan platform digital untuk memperkuat hubungan langsung dengan konsumen. Melakukan transformasi digital untuk memperkuat e-commerce dan meningkatkan pengalaman pelanggan.
- Penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan big data untuk memahami perilaku konsumen dan merespons dengan cepat perubahan pasar.
Pengelolaan Reputasi dan Merek:
Unilever mampu mengelola portofolio merek global dan lokal dengan sangat baik. Merek-merek seperti Dove, Hellmann’s, dan Ben & Jerry’s terus menunjukkan pertumbuhan, berkat kampanye pemasaran yang kuat dan inovasi produk yang relevan.
Beragam inovasi yang terus dilakukan oleh Unilever membuat produk-produknya tetap bertahan di pasar di Tengah persaingan yang cukup ketat. Hal ini menghasilkan merk-merk produk Unilever tetap populer termasuk di Indonesia.
10 Merek Produk Unilever yang Populer:
- Dove – Produk: Sabun, body wash, shampoo, deodorant, lotion.
- Lifebuoy – Produk: Sabun batang, hand sanitizer, body wash.
- Rexona (Sure/Degree di beberapa negara) – Produk: Roll-on, spray, stick.
- Sunsilk – Kategori: Perawatan rambut. Produk: Shampoo, conditioner, hair treatment.
- Vaseline – Kategori: Perawatan kulit. Produk: Petroleum jelly, lotion, lip balm, body lotion.
- Wall’s (Eskimo, Algida di beberapa negara) – Produk: Es krim Magnum, Cornetto, Paddle Pop.
- Pond’s – Produk: Pembersih wajah, pelembap, cream anti-aging.
- Knorr – Produk: Kaldu, bumbu instan, saus, sup instan.
- Lux – Produk: Sabun batang, body wash.
- Pepsodent – Produk: Pasta gigi, sikat gigi, mouthwash.
Merek-merek ini telah membangun reputasi global berkat kualitas, inovasi, dan kampanye pemasaran yang kuat.
Persaingan yang Harus Dimenangkan
Meskipun tergolong perusahaan multinational yang kuat dan bertahan selama 9 dekade, Unilever harus terus melalukan inovasi untuk tetap bertahan. Tidak hanya menghadapi pesaing besar seperti misalnya Procter & Gamble (P&G) di segmen shampo, deterjen, dan produk kebersihan pribadi. P&G memiliki merek yang kuat juga di pasaran, antara lain: Pampers, Gillette, Head & Shoulders, Pantene, dan Olay.
Nestle juga merupakan pesaing Unilever dalam kategori makanan dan minuman, terutama di segmen makanan instan, produk susu, dan makanan bayi. Dalam pasar es krim, bersaing dengan brand Häagen-Dazs. Demikian pula Colgate – Palmolive, L’oreal, dan beberapa perusahaan FMCG lainnya.
Tidak hanya pesaing lama, Unilever juga menghadapi startup. Startup di industri barang konsumsi (FMCG) yang bersaing dengan Unilever terutama di bidang produk yang berfokus pada keberlanjutan, kesehatan, dan teknologi.
Perlu bagi Unilever untuk terus melakukan research & development untuk mengembangkan inovasi-inovasi baru yang menarik agar konsumen tetap loyal terhadap merek-merek produk Unilever.