IHSG Cetak Rekor Tertinggi, Dipicu Masuknya Investor Asing di RI

0
350
IHSG Menguat 1,09% Di Tengah Kondisi Politik yang Menantang
Vibizmedia Photo

 

(Vibizmedia – Economy & Business) – Anggota Dewan Komisioner OJK pengawas pasar modal Inarno Djajadi mengungkapkan kinerja pasar modal RI tumbuh positif dalam delapan bulan pertama tahun ini.

Bahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mencatatkan rekor tertinggi beberapa waktu lalu.

“Pasar saham, IHSG menguat 5,72% mtd pada 30 Agustus 2024 ke 7.670,73 atau menguat 5,47% ytd,” terang Inarno. Yang disampaikan dalam Konferensi Pers RDK OJK Jumat 6 September 2024.

Adapun nilai kapitalisasi pasar bursa saham domestik naik menjadi Rp 13.114 triliun. Sebagai informasi, penguatan IHSG selama semeter pertama tahun 2024 salah satunya disebabkan oleh masuknya dana asing dari pasar modal RI.

Net buy asing di pasar modal Rp 28,77 triliun mtd atau Rp 27,73 triliun ytd,” ungkap Inarno.

Sementara itu, dari pasar obligasi, ICBI menguat 1,71% mtd ke level 391,14.
Asing tercatat juga melakukan aksi jual bersih (net sell) Rp 0,2 triliun (mtd). Dan net sell Rp 2,37 triliun ytd di pasar obligasi.

Sedangkan pada industri pengelolaan investasi, dana kelolaan (AUM) mencapai Rp 841,37 triliun naik 2,02% ytd, dengan net redemption sebesar Rp 11,11 triliun.

Terkait bursa karbon, Inarno menyebut sejak 26 September hingga 28 Juni 2024, ada 75 pengguna jasa. Dengan total volume 613.000 ton Co2 dan akumulasi Rp 37,05 miliar.

Analis Vibiz Research Center menilai aliran dana asing yang masuk ke pasar modal dapat meningkatkan likuiditas pasar.

Dengan adanya lebih banyak dana yang berputar, transaksi jual beli saham menjadi lebih mudah dilakukan, dan pasar menjadi lebih dinamis.

Masuknya dana asing sering kali meningkatkan permintaan terhadap saham-saham tertentu, yang pada gilirannya dapat mendorong harga saham tersebut naik. Hal ini bisa menciptakan efek domino yang mempengaruhi harga saham lainnya di pasar.

Namun, tetap harus diwaspadai karena dalam jangka pendek, aliran dana asing juga bisa menyebabkan volatilitas tinggi. Terutama jika ada arus keluar besar-besaran (capital flight).

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting