(Vibizmedia – Jakarta) PT PLN (Persero) menyatakan komitmennya untuk mendukung transisi energi di Indonesia melalui pengembangan hidrogen sebagai salah satu sumber energi alternatif. Menurut Koordinator Pelayanan dan Pengawasan Usaha Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM, Muhamad Alhaqurahman Isa, salah satu tantangan utama dalam pemerataan energi di Indonesia adalah interkoneksi infrastruktur. Untuk memenuhi kebutuhan energi di daerah terpencil, hidrogen dianggap sebagai solusi yang tepat.
Isa mengungkapkan bahwa sebagai negara kepulauan, Indonesia menghadapi tantangan dalam hal transmisi infrastruktur dan ketidakseimbangan antara pasokan serta permintaan energi. Hidrogen, dengan potensi energi baru terbarukan yang tinggi di daerah berpermintaan rendah, dapat berfungsi sebagai media penyimpanan dan distribusi energi ke daerah yang memerlukan. Pada diskusi panel bertajuk ‘Catalyzing Hydrogen Solutions for a Sustainable World’ di Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024, Isa juga menekankan bahwa hidrogen memiliki tiga peran penting di masa depan, yakni mendukung pengembangan energi terbarukan, mencapai target dekarbonisasi, dan menjadi komoditas ekspor.
Saat ini, Indonesia memanfaatkan sekitar 1,75 juta ton hidrogen per tahun, terutama di sektor industri seperti pupuk, minyak, dan gas. Pada tahun 2060, diperkirakan pemanfaatan hidrogen akan meningkat menjadi sekitar 9,9 juta ton per tahun, dengan pembangkit listrik sebagai sektor pengguna terbesar.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan peran PLN dalam transisi energi. Selain upaya dekarbonisasi di sektor kelistrikan, PLN juga terus mengembangkan energi ramah lingkungan, termasuk hidrogen. PLN berkomitmen untuk menjadi katalisator dalam mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Darmawan menyebutkan bahwa PLN telah mengurangi emisi sebesar 3,7 miliar ton CO2 melalui berbagai inovasi dan transformasi, dan akan terus mengembangkan energi bersih dengan hidrogen sebagai salah satu alternatifnya.
Darmawan juga menambahkan bahwa dalam pengembangan teknologi hidrogen, PLN bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Hidrogene De France (HDF) Energy. Kerja sama ini bertujuan mengembangkan ekosistem hidrogen di Indonesia, serta menyusun peta jalan (roadmap) strategi PLN. Selain menyediakan listrik yang andal, PLN berkomitmen untuk menjadi pelopor dalam penggunaan energi terbarukan dan berkelanjutan. Darmawan menekankan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Kerja sama antara PLN dan HDF Energy dirancang untuk mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia, dengan hidrogen sebagai salah satu energi alternatif. Melalui kerja sama ini, PLN akan mengembangkan pembangkit listrik yang menggabungkan sumber energi terbarukan dengan penyimpanan energi hidrogen.
Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, Hartanto Wibowo, menambahkan bahwa hidrogen terbarukan diperkirakan akan memenuhi dua pertiga dari permintaan global pada tahun 2050. Dengan sumber daya energi terbarukan yang melimpah, Indonesia berpotensi menjadi pemimpin dalam ekonomi hidrogen. PLN juga telah membangun 22 pembangkit hidrogen hijau (green hydrogen plant), termasuk pembangkit pertama di Asia Tenggara yang memanfaatkan energi geothermal.
Sementara itu, Mathieu Geze, Director HDF Energy for Asia dan President Director PT HDF Energy Indonesia, mengapresiasi langkah PLN dalam pengembangan energi alternatif hidrogen. Ia menegaskan bahwa kolaborasi dengan PLN ini menempatkan Indonesia di garis depan proyek hidrogen hijau di kawasan Asia-Pasifik. Geze menekankan komitmen HDF Energy terhadap tanggung jawab korporasi, pengelolaan lingkungan, dan masa depan yang berkelanjutan.