Teknologi AI Berperan Penting Wujudkan Smart Manufacturing di Indonesia

0
394
Foto: Kemenperin

(Vibizmedia – Jakarta) Pada tahun 2018, pemerintah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0, sebagai langkah nyata untuk mempersiapkan Indonesia memasuki era industri 4.0. Salah satu fokus utamanya adalah mendorong sektor manufaktur untuk bertransformasi secara digital agar dapat meningkatkan daya saing di pasar global. Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, dalam acara “AI for Indonesia” di Jakarta pada Rabu (4/12), menyatakan bahwa peta jalan ini bertujuan untuk memanfaatkan teknologi industri 4.0 dalam rantai pasokan dan proses produksi guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Faisol menjelaskan bahwa sasaran utama dari Making Indonesia 4.0 adalah menjadikan Indonesia bagian dari 10 negara dengan ekonomi terbesar dunia pada 2030. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah menargetkan kontribusi ekspor netto sebesar 10% terhadap PDB, peningkatan produktivitas dua kali lipat, dan pengeluaran litbang (R&D) yang mencapai 2% dari PDB. Kementerian Perindustrian telah menetapkan tujuh sektor industri manufaktur yang menjadi prioritas, yaitu makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, kimia, elektronika, farmasi, serta alat kesehatan.

Wamenperin menekankan bahwa penerapan teknologi industri 4.0, seperti internet of things (IoT), artificial intelligence (AI), cloud computing, augmented reality (AR), big data, dan robotika lanjutan, memiliki peran penting dalam menciptakan sistem produksi yang lebih efisien dan fleksibel. AI khususnya, kata Faisol, memainkan peran besar dalam meningkatkan efisiensi, mempercepat inovasi, dan memungkinkan adaptasi pasar secara real-time. Ia memberikan contoh penggunaan AI di Indonesia, seperti dalam industri semen yang menggunakan AI dan IoT untuk meningkatkan efisiensi energi, serta di perusahaan farmasi yang memanfaatkan digital twin untuk mempercepat R&D.

Meskipun begitu, Faisol mengakui adanya tantangan dalam mengadopsi teknologi AI, seperti keterbatasan infrastruktur, kekurangan talenta digital, dan biaya implementasi yang tinggi, terutama bagi sektor IKM. Namun, ia menegaskan bahwa meskipun tantangan tersebut ada, potensi besar dari penggunaan AI untuk meningkatkan produktivitas, inovasi, dan daya saing industri sangatlah penting.

Kemenperin berkomitmen untuk mendorong industri memanfaatkan AI guna meningkatkan produktivitas dan inovasi, serta mendukung pembangunan ekosistem yang mengedepankan keamanan data dan infrastruktur AI. Faisol menambahkan bahwa optimalisasi digitalisasi akan mengarah pada penerapan smart manufacturing, yang menjadi bagian dari program Making Indonesia 4.0.

Menurut Faisol, seluruh pihak terkait harus bekerja sama untuk mendukung transformasi ekonomi dan memperdalam struktur industri Indonesia. Dengan sinergi yang tepat, ia yakin Indonesia akan mampu mencapai tujuannya untuk menjadi negara dengan ekonomi terbesar pada 2045.