Menyiapkan Lulusan Vokasi Indonesia Semakin Bersinar di Masa Depan

0
1789

(Vibizmedia – Kolom) Perkembangan lulusan pendidikan vokasi di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar, terutama karena kebutuhan industri terhadap tenaga kerja yang terampil dan siap pakai semakin meningkat.  Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) kini semakin banyak berkontribusi di sektor perdagangan dan industri.

Penelitian terbaru menunjukkan peningkatan signifikan partisipasi lulusan SMK dalam pekerjaan white collar, yaitu pekerjaan yang melibatkan tugas administratif atau manajerial, maupun  pekerjaan blue collar,  yang lebih berfokus pada pekerjaan fisik dan tidak selalu memerlukan kualifikasi khusus.

Sejak 2022, lulusan SMK mulai berkembang dalam karier white collar, seperti profesional dan teknisi. Hal ini menunjukkan bahwa SMK tidak hanya menghasilkan tenaga kerja untuk pekerjaan fisik tetapi juga tenaga ahli yang terampil di berbagai sektor strategis. Perkembangan ini menegaskan pentingnya pendidikan vokasi dalam mendukung kebutuhan industri di Indonesia.

Sedangkan lulusan PTV mendominasi sektor white collar di bidang kesehatan, perdagangan, dan pemerintahan, yang merupakan  tiga bidang utama yang menjadi pilihan karier. Lulusan SMK dan PTV cenderung bekerja di sektor formal yang menawarkan stabilitas pendapatan dan perlindungan sosial lebih baik, sekaligus memberikan kontribusi pada penerimaan negara melalui pajak. Berdasarkan data Sakernas Agustus 2024, rata-rata masa tunggu lulusan vokasi untuk mendapatkan pekerjaan hanya 0 hingga 2 bulan.

Beberapa faktor yang membuat lulusan pendidikan vokasi di Indonesia memiliki potensi besar adalah sebagai berikut:

  1. Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil

Banyak sektor industri di Indonesia, seperti manufaktur, teknologi, pariwisata, dan kesehatan, membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan teknis spesifik. Pendidikan vokasi dirancang untuk memenuhi kebutuhan ini dengan memberikan pelatihan praktis yang langsung relevan dengan pekerjaan.

  1. Program Link and Match

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, terus mendorong program link and match antara lembaga pendidikan vokasi dan dunia industri. Dengan kerja sama ini, kurikulum vokasi disesuaikan dengan kebutuhan industri, sehingga lulusan lebih siap bersaing di pasar kerja.

  1. Pengembangan Infrastruktur dan Teknologi

Peningkatan infrastruktur pendidikan vokasi, seperti pembangunan pusat pelatihan dan penerapan teknologi terkini dalam proses belajar-mengajar, meningkatkan kualitas lulusan. Selain itu program digitalisasi juga membuka peluang bagi lulusan untuk memiliki keterampilan yang relevan di era revolusi industri 4.0.

  1. Dukungan Pemerintah dan Kebijakan

Pemerintah telah meluncurkan program seperti SMK Pusat Keunggulan dan revitalisasi pendidikan vokasi untuk meningkatkan mutu lulusan.Ada juga insentif bagi perusahaan yang berinvestasi dalam pelatihan dan perekrutan lulusan vokasi.

  1. Pertumbuhan Sektor Ekonomi Lokal

Pendidikan vokasi mendorong pengembangan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan daerah, seperti agribisnis, perikanan, dan kerajinan tangan. Hal ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja baru di tingkat regional.

Namun ada beberapa tantangan yang perlu diatasi:

Pertama adalah kesenjangan kualitas, dimana tidak semua lembaga pendidikan vokasi memiliki fasilitas atau tenaga pengajar yang memadai. Kedua adalah stigma masyarakat yang menganggap pendidikan vokasi kurang prestisius dibandingkan pendidikan akademik. Ketiga, tantangan dalam memastikan lulusan vokasi siap menghadapi tuntutan teknologi terbaru.

Saat ini Indonesia sudah memiliki banyak kisah sukses dari lulusan pendidikan vokasi yang telah berhasil menunjukkan bahwa jalur pendidikan ini mampu menghasilkan individu yang kompeten dan berdaya saing. 

Berikut beberapa contoh kisah sukses mereka:

  1. William Utomo (COO IDN Media)

William Utomo adalah lulusan dari salah satu program vokasi di Indonesia sebelum melanjutkan pendidikan di luar negeri.

Ia bersama saudaranya mendirikan IDN Media, sebuah perusahaan media digital yang kini menjadi salah satu platform media terbesar di Indonesia, terutama untuk generasi milenial dan Gen Z.

William menunjukkan bahwa lulusan vokasi dapat menjadi wirausahawan sukses jika memiliki kreativitas dan semangat untuk berkembang.

  1. Putri Tanjung (CEO Creativepreneur Event Creator)

Putri Tanjung, meskipun tidak selalu diasosiasikan langsung dengan pendidikan vokasi, terinspirasi oleh pendidikan praktis untuk membangun bisnisnya. Ia mengambil banyak pelatihan berbasis praktik di luar jalur akademik.

Ia mendirikan Creativepreneur Event Creator, yang berfokus pada event kreatif dan telah menginspirasi banyak generasi muda Indonesia untuk berani berwirausaha.

  1. Aryanto Misel (Penemu Beras Analog)

Aryanto adalah lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bidang teknologi pangan.

Ia menciptakan inovasi beras analog dari bahan non-beras seperti jagung dan sagu, yang menjadi alternatif pangan sehat dan berpotensi membantu ketahanan pangan Indonesia.

Kisah Aryanto menunjukkan bahwa lulusan vokasi dapat memberikan dampak besar pada masyarakat melalui inovasi.

  1. Muhammad Khoirul Anam (Penemu Teknologi Alat Ukur Diabetes Lokal)

Ia adalah lulusan program vokasi teknik elektro dari sebuah politeknik di Jawa Tengah.

Ia berhasil menciptakan alat pengukur diabetes murah dan akurat yang dibuat dengan teknologi lokal. Karyanya membantu masyarakat dengan akses terbatas ke alat kesehatan modern.

Kesuksesan Khoirul menunjukkan bahwa lulusan vokasi memiliki kemampuan untuk berkontribusi di bidang teknologi kesehatan.

  1. Tim Mobil Listrik dari Politeknik Negeri Bandung (POLBAN)

Para mahasiswa dan lulusan POLBAN ini mengambil program vokasi teknik mesin dan elektro.

Tim ini berhasil menciptakan mobil listrik dengan efisiensi tinggi dan meraih penghargaan di kompetisi internasional, seperti Shell Eco-Marathon Asia.

Kisah mereka menunjukkan bagaimana pendidikan vokasi dapat menghasilkan inovasi teknologi yang relevan dengan kebutuhan global.

  1. Usaha Kuliner dan Digital oleh Lulusan SMK

Banyak lulusan SMK yang berhasil mendirikan usaha kuliner berbasis digital, seperti toko makanan rumahan di platform seperti GoFood dan ShopeeFood.

Contohnya adalah alumni SMK Boga yang berhasil mendirikan kafe dan katering populer di kota besar seperti Bandung dan Yogyakarta.

Mereka membuktikan bahwa keterampilan praktis dari pendidikan vokasi dapat langsung diterapkan untuk menciptakan peluang usaha.

  1. Rizky Febian (Artis dan Pengusaha Kreatif)

Rizky Febian, meskipun dikenal sebagai penyanyi, juga memanfaatkan pendidikan vokasi di bidang seni untuk mengembangkan kariernya.

Selain menjadi musisi sukses, ia juga mengelola usaha kreatif di industri hiburan.

Ia menunjukkan bahwa pendidikan vokasi di bidang seni dapat menjadi dasar bagi karier di industri kreatif.

Kisah-kisah sukses ini membuktikan bahwa pendidikan vokasi di Indonesia mampu menghasilkan individu yang kreatif, inovatif, dan sukses di berbagai bidang. Dengan dukungan pendidikan yang terus berkembang, diharapkan lebih banyak lulusan vokasi dapat menjadi inspirasi dan motor penggerak ekonomi Indonesia.