Pemerintah Siapkan Dokter Spesialis Jantung untuk Daerah

0
278
Menkes Budi Gunadi Sadikin berkunjung ke Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah dan Otak (RSJPDO) Oputa Yi Koo, Kendari, Sulawesi Tenggara (Foto: Kemenkes)

(Vibizmedia – Kendari, Sulawesi Tengah) Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam menangani penyakit jantung. Pernyataan ini disampaikan saat mengunjungi Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah dan Otak (RSJPDO) Oputa Yi Koo di Kendari, Sulawesi Tenggara, untuk meninjau pelaksanaan operasi bedah jantung terbuka pada Sabtu, 7 Desember 2024.

Ia menjelaskan bahwa keberadaan alat seperti cath lab harus diimbangi dengan ketersediaan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Untuk memenuhi kebutuhan ini, Kementerian Kesehatan membuka peluang beasiswa bagi dokter umum dan spesialis, termasuk untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Beasiswa tersebut diprioritaskan bagi putra daerah agar mereka dapat kembali mengabdi di wilayah asalnya. Kementerian menyediakan hingga 2.000 beasiswa setiap tahun untuk tujuan ini.

Menurut anggota tim bedah jantung dari RSJPD Harapan Kita, Dr. Hananto Adriantoro, keberhasilan dalam menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit kardiovaskular bergantung pada terpenuhinya sinergi antara SDM, alat kesehatan, dan fasilitas pendukung seperti ruang operasi serta ICU.

Direktur Utama RSJPD Harapan Kita, Dr. Iwan Dakota, menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan dan rumah sakit terus memperluas jejaring pengampuan hingga ke tingkat puskesmas. Ia menyebut bahwa RS Oputa Yi Koo diharapkan menjadi pengampu bagi layanan kesehatan di 17 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara. Selain itu, Kemenkes berencana mengintegrasikan hingga 10.000 puskesmas ke dalam jejaring layanan jantung di seluruh Indonesia.

Kemenkes juga telah menetapkan tiga tingkatan layanan jantung, yaitu Strata Madya untuk intervensi non-bedah seperti kateterisasi, Strata Utama untuk bedah jantung terbuka, dan Strata Paripurna untuk layanan jantung yang lebih terpadu dan canggih. Hingga kini, sebanyak 85 kabupaten/kota telah memiliki layanan kateterisasi jantung, dan jumlah ini terus ditingkatkan melalui penguatan SDM, alat kesehatan, dan fasilitas pendukung.