Brantas Abipraya Bangun Bendungan Sidan untuk Suplai Air Baku 1.750 Liter Per Detik di Empat Kabupaten Bali

0
208
Bendungan Sidan, Bali. (Foto: PT Brantas Abipraya (Persero))

(Vibizmedia – Nasional) PT Brantas Abipraya (Persero) kembali menunjukkan komitmennya dalam pembangunan infrastruktur strategis nasional melalui proyek pembangunan Bendungan Sidan yang terletak di Kabupaten Badung, Gianyar, dan Bangli, Bali. Bendungan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan air baku wilayah Sarbagita—meliputi Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Tabanan—dengan kapasitas suplai mencapai 1.750 liter per detik, yang diproyeksikan mampu melayani kebutuhan 1,3 juta jiwa penduduk Bali.

Menurut Direktur Operasi I Brantas Abipraya, Muhammad Toha Fauzi, bendungan ini memiliki kapasitas tampung sebesar 5,8 juta meter kubik dengan luas genangan 39 hektar, memanfaatkan aliran Sungai Ayung sebagai sumber utama. Selain itu, bendungan ini dirancang untuk pengendalian banjir, penyediaan air baku, dan mendukung pembangkit energi listrik berbasis terbarukan, menjadikannya tulang punggung pengelolaan air dan energi di Bali.

Dari sisi teknis, Bendungan Sidan menggunakan desain tipe zonal inti tegak dengan inti aspal (ACCED) dan dilengkapi terowongan pengelak sepanjang 452 meter. Infrastruktur ini dirancang untuk mengurangi debit banjir secara signifikan, serta mendistribusikan air baku secara merata ke empat wilayah utama: Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan. Dengan distribusi ini, kebutuhan air domestik bagi 1,26 juta jiwa atau 34% dari total kebutuhan air domestik di kawasan tersebut dapat terpenuhi.

Selain sebagai penyedia air baku, bendungan ini juga mendukung pengembangan energi terbarukan melalui pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) berkapasitas 0,65 MW dan pembangkit listrik tenaga surya terapung (PLTS) dengan kapasitas hingga 8 MW. Dengan total potensi energi sebesar 8,65 MW, bendungan ini memberikan kontribusi pada ketahanan energi di Bali.

Bendungan Sidan juga direncanakan menjadi destinasi wisata baru berkat lokasinya yang strategis dan keindahan alam di sekitarnya. Kehadirannya diharapkan dapat meningkatkan daya tarik pariwisata dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat, sejalan dengan visi Brantas Abipraya untuk membangun infrastruktur yang tidak hanya fungsional tetapi juga berkelanjutan.

Muhammad Toha Fauzi menambahkan, kehadiran Bendungan Sidan menjadi solusi atas defisit kebutuhan air baku di kawasan Sarbagita, yang diproyeksikan mencapai 5.097 liter per detik pada tahun 2025. Dengan tambahan suplai air sebesar 1.750 liter per detik dari bendungan ini, defisit dapat dikurangi secara signifikan menjadi 797 liter per detik. Meski belum sepenuhnya mencukupi kebutuhan, bendungan ini menjadi langkah strategis untuk ketahanan air di Bali.

Sebagai bagian dari 65 proyek strategis nasional yang diamanahkan kepada Brantas Abipraya, Bendungan Sidan membuktikan peran perusahaan sebagai pelopor dalam pembangunan infrastruktur sumber daya air. Bendungan ini tidak hanya menjawab kebutuhan air baku dan pengendalian banjir tetapi juga mendukung pengembangan energi terbarukan serta sektor pariwisata, yang merupakan penggerak utama perekonomian Bali.

Rampungnya pembangunan Bendungan Sidan diharapkan mampu memperkuat ketahanan air di Bali, meningkatkan keberlanjutan lingkungan, dan mendorong kesejahteraan masyarakat setempat, sekaligus menjadi model bagi pembangunan bendungan di Indonesia.