Lima Agenda Utama Energi Presiden Trump

Trump secara terbuka mendorong perusahaan minyak dan gas untuk meningkatkan produksi. “drill, baby drill,” kata Trump . Namun, para produsen tetap berhati-hati. Fokus mereka saat ini lebih pada pengembalian keuntungan kepada pemegang saham melalui dividen dan pembelian kembali saham, daripada berinvestasi besar-besaran di ladang minyak baru.

0
349
Trump Tarif
Presiden Donald Trump berbicara lewat telekonferensi video kepada peserta Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss Kamis (23/1). (Foto: VOA Indonesia)

(Vibizmedia-Kolom) Presiden Trump telah menandatangani sejumlah executive order yang bertujuan mengubah lanskap energi Amerika. Dengan fokus pada eksplorasi sumber daya domestik dan pengurangan hambatan regulasi, Trump mencoba memenuhi janji kampanyenya untuk menjadikan minyak dan gas sebagai pilar dominasi ekonomi dan energi global Amerika Serikat. Agenda ini juga mencakup langkah-langkah strategis untuk mendukung pembangunan infrastruktur energi, meningkatkan produksi bahan bakar fosil, dan memfasilitasi pengembangan energi alternatif tertentu. Berikut adalah lima poin utama yang perlu dipahami dari strategi energi Presiden Trump:

  1. Akhir Fokus pada Perubahan Iklim, Fokus pada Keamanan Energi Nasional

Trump menegaskan kembali bahwa agenda energi AS tidak lagi terfokus pada mitigasi perubahan iklim, tetapi pada keamanan nasional. Ia menyebut bahwa harga energi yang tinggi merupakan ancaman langsung bagi rakyat dan keamanan negara. Untuk itu, ia mendeklarasikan keadaan darurat energi nasional dan mencabut beberapa kebijakan era Biden yang berorientasi pada pengurangan emisi karbon.

Baca juga: Optimalisasi Minyak Mentah Domestik: Kurangi Impor dan Perkuat Kemandirian Energi

Salah satu langkah kontroversial adalah upaya Trump untuk membatalkan temuan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) yang menyatakan gas rumah kaca sebagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat. Langkah ini membuka jalan bagi pengurangan regulasi lingkungan yang selama ini mengatur industri energi. Trump juga menarik kembali AS dari Perjanjian Paris untuk kedua kalinya, sebuah langkah yang diklaimnya sebagai upaya melindungi kepentingan ekonomi dan energi domestik dari regulasi internasional.

  1. Regulasi Dipangkas, Proses Perizinan Dipercepat

Regulasi yang dianggap menghambat proyek energi kini menjadi target utama pemerintahan Trump. Salah satu yang disorot adalah Undang-Undang Kebijakan Lingkungan Nasional (NEPA) yang sejak 1970 mewajibkan tinjauan dampak lingkungan untuk proyek-proyek besar.

Trump menandatangani perintah eksekutif untuk melemahkan implementasi NEPA, sehingga perusahaan energi dapat lebih mudah mendapatkan izin untuk proyek seperti pipa minyak dan jalur transmisi listrik. Namun, para analis menekankan bahwa meski langkah ini mempercepat proses, itu bukan pengganti reformasi legislatif yang permanen. Kelompok lingkungan hidup mengkritik langkah ini, mengklaim bahwa penghapusan regulasi ini mengorbankan keseimbangan ekosistem demi keuntungan jangka pendek.

  1. Proyek Energi Angin Dihentikan Sementara

Trump mengambil sikap tegas terhadap proyek-proyek energi angin, terutama di lahan dan perairan federal. Ia memerintahkan penghentian sementara sewa lahan federal untuk proyek angin, baik darat maupun lepas pantai, sambil meninjau kembali izin yang sudah ada.

Keputusan ini mengejutkan industri energi angin, terutama karena Trump sering mengkritik proyek angin lepas pantai secara terbuka. Dampaknya berpotensi besar, meskipun proyek yang sudah berjalan kemungkinan tidak terlalu terpengaruh. Namun, proyek-proyek baru, terutama yang berbasis darat, menghadapi ketidakpastian yang lebih besar karena sering membutuhkan persetujuan federal meskipun berada di lahan pribadi.

Minyak Mentah Trump
Ilustrasi minyak mentah. FOTO: KEMENTERIAN ESDM

Langkah ini bertujuan mengalihkan fokus dari energi terbarukan ke bahan bakar fosil. Namun, analis memperingatkan bahwa penghentian sementara ini dapat menghambat pertumbuhan sektor energi angin yang telah menjadi salah satu kontributor utama transisi energi bersih AS.

  1. Gelombang Potensi Litigasi

Langkah-langkah eksekutif Trump diperkirakan akan menghadapi banyak tantangan hukum. Kelompok lingkungan hidup, seperti Natural Resources Defense Council, telah bersumpah untuk melawan upaya pencabutan perlindungan lingkungan.

Litigasi kemungkinan akan mencakup langkah-langkah seperti membuka lahan federal untuk pertambangan minyak dan gas, penghapusan aturan EPA tentang emisi gas rumah kaca, dan memberikan akses lebih besar ke kawasan konservasi di Alaska.

Steve O’Day, mitra di firma hukum Smith, Gambrell & Russell, mengatakan bahwa perintah Trump akan membuka pintu bagi banyak sengketa hukum yang memakan waktu. Sementara itu, beberapa proyek energi besar dapat tertunda selama bertahun-tahun akibat ketidakpastian hukum ini.

  1. Minyak dan Gas Tetap Prioritas, Tapi Perusahaan Masih Berhati-Hati

Trump secara terbuka mendorong perusahaan minyak dan gas untuk meningkatkan produksi. “drill, baby drill,” kata Trump . Namun, para produsen tetap berhati-hati. Fokus mereka saat ini lebih pada pengembalian keuntungan kepada pemegang saham melalui dividen dan pembelian kembali saham, daripada berinvestasi besar-besaran di ladang minyak baru.

Sebagian besar produsen minyak serpih telah beralih ke lahan pribadi, sehingga pembukaan lahan federal tidak langsung memicu ledakan pengeboran baru. Selain itu, perusahaan pipa minyak masih harus menghadapi tantangan regulasi dan memastikan kelayakan ekonomi jangka panjang sebelum melanjutkan proyek bernilai miliaran dolar.

Meski Trump berharap perusahaan “mengebor terus,” kondisi pasar dan tekanan lingkungan membuat banyak perusahaan tetap konservatif dalam pendekatan mereka.

Apa Dampaknya bagi Masa Depan Energi AS?

Dominasi Bahan Bakar Fosil yang Diperkuat

Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa pemerintahan Trump ingin memperkuat posisi AS sebagai pemain dominan dalam produksi bahan bakar fosil. Dengan mengurangi regulasi dan membuka lebih banyak lahan untuk eksplorasi, Trump berusaha memastikan minyak dan gas tetap menjadi tulang punggung ekonomi energi AS.

Namun, langkah ini berisiko mengabaikan transisi global ke energi bersih, yang dipimpin oleh negara-negara seperti China dan Uni Eropa. Menghambat perkembangan energi angin dan energi terbarukan lainnya dapat menempatkan AS pada posisi yang kurang kompetitif di pasar global.

Dampak pada Lingkungan dan Perubahan Iklim

Mengurangi regulasi lingkungan, termasuk penghapusan aturan emisi gas rumah kaca, dapat mempercepat perubahan iklim. Para ahli lingkungan memperingatkan bahwa peningkatan produksi bahan bakar fosil akan memperburuk pemanasan global, sementara penghentian proyek angin menghambat upaya untuk mengurangi ketergantungan pada energi berbasis karbon.

Litigasi dan Ketidakpastian Jangka Panjang

Gelombang litigasi yang diperkirakan akan muncul dari kebijakan Trump dapat menciptakan ketidakpastian bagi industri energi. Proyek besar mungkin tertunda, sementara perusahaan harus mengalokasikan sumber daya tambahan untuk menghadapi tantangan hukum.

Baca Juga : Kontraksi Ekonomi Jerman

Pasar dan Investasi Energi

Meskipun Trump berupaya memfasilitasi eksplorasi energi, pendekatan perusahaan minyak dan gas yang hati-hati menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah saja tidak cukup untuk mendorong investasi besar-besaran. Perusahaan membutuhkan kejelasan regulasi dan stabilitas pasar sebelum mereka bersedia berkomitmen pada proyek-proyek baru.

Trump

Kesimpulan

Agenda energi Presiden Trump adalah upaya ambisius untuk mengembalikan bahan bakar fosil ke puncak perekonomian Amerika dan mengurangi hambatan regulasi bagi perusahaan energi. Namun, langkah ini tidak lepas dari kontroversi dan potensi dampak jangka panjang.

Meskipun kebijakan ini dapat meningkatkan produksi energi domestik dalam jangka pendek, tantangan hukum, risiko lingkungan, dan pergeseran global ke energi bersih dapat menghambat keberlanjutan agenda ini. Dengan fokus yang berat pada minyak dan gas, Amerika Serikat berisiko tertinggal dalam persaingan global menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Pada akhirnya, masa depan energi AS akan ditentukan oleh keseimbangan antara kebutuhan ekonomi, kepentingan lingkungan, dan respons terhadap perubahan pasar global. Bagi pemerintahan Trump, agenda ini adalah perwujudan visi untuk menjadikan energi sebagai alat utama penggerak dominasi ekonomi dan geopolitik Amerika.