Transportasi Publik di Indonesia, Antara Harapan dan Kenyataan

0
675
Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Kereta Cepat Jakarta-Bandung. DOK: KCIC

(Vibizmedia-Kolom) Tahun 2024 lalu menjadi tonggak penting dalam sektor transportasi Indonesia. Dengan berbagai pencapaian besar yang berhasil diwujudkan. Transportasi di tanah air menunjukkan kemajuan pesat di semua lini, baik darat, laut, udara, maupun transportasi perkotaan.

Pemerintah menyelesaikan pembangunan 521 infrastruktur transportasi selama satu dekade terakhir, termasuk jalan raya, pelabuhan, bandara, dan jalur kereta api. Proyek besar seperti Tol Laut, yang bertujuan untuk menekan disparitas harga dan mempermudah distribusi logistik ke wilayah Timur Indonesia, menunjukkan dampak nyata bagi perekonomian daerah.

Selain itu, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang mulai beroperasi menjadi simbol era baru transportasi massal yang efisien dan ramah lingkungan. Proyek ini menghubungkan dua kota penting dalam waktu kurang dari satu jam, memberikan manfaat besar bagi mobilitas dan aktivitas bisnis.

Sistem transportasi perkotaan semakin terintegrasi dengan hadirnya MRT Jakarta, LRT Jakarta, LRT Palembang, dan pengembangan lebih lanjut dari Transjakarta. Aplikasi digital seperti JakLingko mempermudah masyarakat untuk merencanakan perjalanan mereka melalui berbagai moda transportasi dengan satu tiket elektronik.

Di Surabaya, konsep transportasi hijau juga mulai diterapkan melalui pengoperasian bus listrik sebagai bagian dari komitmen kota terhadap pengurangan emisi karbon.

Penggunaan kendaraan listrik (EV) di Indonesia terus meningkat seiring dengan berbagai insentif yang diberikan pemerintah. Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) telah dibangun di lebih dari 1.000 titik di seluruh negeri, menjadikan kendaraan listrik semakin diminati oleh masyarakat.

Sementara itu, Indonesia juga memperkuat posisinya sebagai pemain global dalam industri baterai EV dengan beroperasinya pabrik baterai di kawasan Morowali, Sulawesi.

Di sektor transportasi laut, pelabuhan-pelabuhan strategis seperti Pelabuhan Patimban dan Pelabuhan Makassar telah ditingkatkan kapasitasnya untuk menangani arus barang yang lebih besar. Tol Laut yang melayani rute ke wilayah Timur juga terus ditingkatkan efisiensinya.

Dalam transportasi udara, jumlah bandara aktif meningkat menjadi 251 bandara, dengan banyak bandara baru yang dibangun di wilayah terpencil seperti Papua dan Nusa Tenggara. Hal ini meningkatkan aksesibilitas dan memperkuat integrasi nasional.

Pemerintah terus berupaya menjadikan transportasi lebih ramah lingkungan. Proyek seperti pengembangan jalur sepeda, pengoperasian bus listrik, dan penggunaan energi bersih di sektor kereta api menjadi bukti komitmen terhadap kemajuan.

Pencapaian transportasi Indonesia juga mendapat perhatian global. Kereta Cepat Jakarta-Bandung disebut sebagai salah satu proyek paling inovatif di Asia Tenggara. Selain itu, beberapa kota besar di Indonesia mendapatkan penghargaan Wahana Tata Nugraha 2024 atas pengelolaan transportasi yang baik.

Meski mencatat banyak keberhasilan, tantangan seperti resistensi masyarakat terhadap perubahan teknologi, pendanaan proyek infrastruktur, dan kebutuhan peningkatan layanan masih menjadi pekerjaan rumah.

Meskipun infrastruktur telah dibangun, tantangan berikutnya adalah memastikan kualitas layanan yang optimal. Hal ini mencakup pemeliharaan fasilitas, manajemen operasional yang efisien, dan penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya, dalam konteks digitalisasi, peningkatan literasi digital dan kesadaran akan keamanan siber menjadi krusial untuk memastikan masyarakat dapat memanfaatkan teknologi dengan aman dan efektif.

Mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Edukasi yang berkelanjutan, investasi yang tepat sasaran, dan peningkatan kualitas layanan menjadi kunci untuk memastikan bahwa pembangunan infrastruktur dan penerapan teknologi dapat memberikan manfaat maksimal bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Namun, dengan komitmen yang kuat dari pemerintah dan dukungan masyarakat, tahun 2024 lalu telah menjadi batu loncatan yang signifikan dalam mewujudkan sistem transportasi yang modern, efisien, dan berkelanjutan di Indonesia.

Transportasi Nasional
Sumber: BPS, Januari 2025

Perkembangan transportasi nasional di Indonesia untuk periode November 2023 hingga November 2024 ini, berdasarkan tiga moda transportasi utama: udara, laut, dan kereta api.

Penurunan jumlah penumpang domestik transportasi udara, akibat faktor musiman atau ekonomi, sementara peningkatan penumpang internasional menunjukkan pemulihan perjalanan luar negeri.

Sektor transportasi laut menunjukkan tren positif dengan kenaikan jumlah penumpang dan barang. Namun, beberapa pelabuhan besar mengalami penurunan signifikan, terkait dengan penurunan aktivitas logistik atau cuaca buruk.

Penurunan jumlah penumpang kereta api mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi atau perubahan kebiasaan mobilitas, sementara angkutan barang mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

Penumpang domestik (udara dan kereta api) mengalami penurunan, sementara penumpang internasional dan laut meningkat. Angkutan barang menunjukkan tren positif, terutama di moda transportasi udara dan kereta api.

Beberapa bandara dan pelabuhan mengalami pertumbuhan negatif, yang mungkin dipengaruhi oleh faktor ekonomi, cuaca, atau kebijakan transportasi.

Secara keseluruhan, data ini mencerminkan perubahan pola mobilitas masyarakat dan dinamika ekonomi di sektor transportasi nasional selama satu tahun terakhir.

Tahun 2025 ini, diproyeksikan menjadi momen penting bagi sektor transportasi di Indonesia. Dengan fokus pada pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan dan teknologi canggih, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memperbaiki konektivitas antarwilayah, mengurangi emisi karbon, serta meningkatkan pengalaman pengguna, melalui:

Konektivitas Antarwilayah, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, terus mempercepat pengembangan infrastruktur transportasi untuk menghubungkan wilayah terpencil. Proyek seperti Tol Laut dan pengembangan pelabuhan-pelabuhan utama di Indonesia Timur diperkirakan akan semakin matang pada tahun 2025, meningkatkan arus barang dan mobilitas masyarakat di daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau.

Pada tahun 2025, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) komitmen akan mengoperasikan 8 trayek utama dalam Program Tol Laut, dari Tanjung Priok, Tanjung Perak hingga kawasan Indonesia Timur serta ditargetkan akan menyelesaikan 118 voyage (pelayaran) di tiga pelabuhan baru, yakni Pelabuhan Nunukan, Pelabuhan Tual, dan Pelabuhan Tanjung Uban. Dengan penambahan ini, total pelabuhan yang disinggahi oleh kapal Tol Laut Pelni menjadi 33 pelabuhan pada tahun 2025. Namun, dua pelabuhan, yaitu Patimban dan Kijang, tidak lagi termasuk dalam trayek Tol Laut tahun ini, ungkap Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PELNI Kokok Susanto awal Januari lalu kepada media.

Transportasi Perkotaan yang Terintegrasi, kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung telah mulai mengadopsi sistem transportasi terintegrasi, seperti Jakarta MRT, LRT, dan BRT. Pada tahun 2025, sistem ini diprediksi akan lebih berkembang dengan penambahan jaringan baru dan integrasi digital yang memungkinkan pengguna untuk mengakses layanan transportasi melalui aplikasi tunggal. Hal ini akan meningkatkan efisiensi waktu dan kenyamanan bagi masyarakat perkotaan.

Adopsi Kendaraan Listrik, Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi karbon di sektor transportasi. Tahun 2025, diperkirakan jumlah kendaraan listrik (EV) akan meningkat secara signifikan, didukung oleh kebijakan insentif pajak, pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), dan produksi baterai dalam negeri. Dengan dukungan investasi asing, Indonesia juga berpotensi menjadi salah satu pemain utama dalam rantai pasok baterai EV global.

Transportasi Berbasis Teknologi, Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan Big Data Digitalisasi akan terus mendominasi sektor transportasi. Penerapan teknologi seperti diharapkan akan mendukung efisiensi operasional transportasi, baik di darat, laut, maupun udara. Teknologi ini dapat digunakan untuk pengelolaan lalu lintas, pelacakan logistik, hingga optimalisasi rute transportasi umum.

Diantaranya GPS dan sensor IoT untuk melacak posisi bus, kereta, dan taksi secara real-time, Tiket digital berbasis NFC, QR Code, atau aplikasi mobile untuk pembayaran tanpa kontak, AI memprediksi waktu kedatangan dan mengatur rute berdasarkan data lalu lintas. Kendaraan otonom dengan sensor LIDAR dan IoT untuk navigasi otomatis. Komunikasi kendaraan-ke-kendaraan (V2V) dan kendaraan-ke-infrastruktur (V2I) untuk mencegah kecelakaan dan mengoptimalkan lalu lintas. Fleet Management System digunakan di perusahaan logistik untuk memantau konsumsi bahan bakar, lokasi, dan kondisi kendaraan.

Lampu lalu lintas berbasis sensor yang menyesuaikan durasi sinyal berdasarkan kepadatan kendaraan. Kamera CCTV dan sensor IoT untuk mengurangi kemacetan dan mengidentifikasi insiden dengan cepat.

Automated Port Operations, Crane dan gudang otomatis yang dioperasikan melalui IoT untuk efisiensi bongkar muat. Fleet Monitoring for Ships, sensor IoT untuk pemantauan bahan bakar dan kondisi kapal selama pelayaran. Dengan implementasi IoT di sektor transportasi, mobilitas menjadi lebih aman, hemat biaya, dan ramah lingkungan.

Pendekatan Ramah Lingkungan, transportasi hijau akan menjadi prioritas utama. Selain kendaraan listrik, proyek kereta cepat seperti Jakarta-Bandung High-Speed Rail akan menjadi contoh transportasi ramah lingkungan yang mendukung transisi energi bersih. Di sisi lain, transportasi maritim dan udara juga akan diarahkan untuk mengadopsi teknologi rendah emisi.

Tantangan dan Peluang

Pada tahun 2025, pengembangan transportasi di Indonesia menghadapi tantangan besar dalam hal infrastruktur, kemacetan, regulasi, dan teknologi. Namun, terdapat peluang besar melalui pembangunan transportasi publik, digitalisasi, kendaraan listrik, serta proyek konektivitas nasional. Dengan kebijakan yang tepat (holistik) dalam arti memenuhi kebutuhan masyarakat dan mampu mengurangi kemacetan dan polusi, Indonesia dapat mencapai sistem transportasi yang lebih modern, efisien, dan ramah lingkungan, semoga…