
(Vibizmedia – Jakarta0 Pasar global menaruh perhatian pada struktur Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, terutama karena keterlibatan tokoh-tokoh terkemuka di dunia investasi. Bergabungnya Ray Dalio, pendiri hedge fund Bridgewater Associates, menjadi sorotan media asing, dengan analis yang menilai kehadiran konglomerat asal Amerika Serikat itu dapat meredakan kekhawatiran investor.
Selain Dalio, Danantara juga merekrut ekonom ternama Jeffrey Sachs serta mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra. Badan ini resmi diluncurkan bulan sebelumnya sebagai instrumen utama Presiden Prabowo Subianto dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada 2029.
Dengan aset yang dikelola lebih dari 900 miliar dolar AS (sekitar Rp14.000 triliun), Danantara disebut-sebut sebagai versi Indonesia dari Temasek, perusahaan investasi milik pemerintah Singapura. Badan ini bertugas mengelola saham-saham perusahaan milik negara dan menginvestasikan kembali dividen dalam berbagai proyek komersial.
Sachs, dalam keterangannya kepada Reuters pada Selasa (25/3/2025), mengungkapkan bahwa dirinya bertindak sebagai penasihat khusus bagi Presiden Prabowo. Ia menegaskan bahwa perannya sebagai anggota dewan penasihat Danantara bersifat sukarela, tanpa kompensasi, dengan tujuan mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Pada tahap awal investasi senilai 20 miliar dolar AS, Danantara akan memprioritaskan proyek di sektor pengolahan sumber daya alam, pengembangan kecerdasan buatan, serta ketahanan energi dan pangan. Meski demikian, masih terdapat kekhawatiran di pasar keuangan mengenai potensi campur tangan politik dalam pengelolaannya. Presiden Prabowo sendiri telah menegaskan bahwa dana tersebut dapat diaudit kapan saja oleh siapa pun.
CEO Danantara, Rosan Roeslani, menilai bahwa penunjukan eksekutif profesional akan semakin memperkuat kepercayaan pasar. Ia menambahkan bahwa jika tim yang dipilih mendapat respons positif, hal itu dapat memberikan dampak baik bagi perekonomian Indonesia serta penciptaan lapangan kerja.
Oktavianus Audi, analis ekuitas dari Kiwoom Sekuritas, menyatakan kepada Reuters bahwa kehadiran tokoh-tokoh global dengan kredibilitas tinggi di sektor keuangan berpotensi meningkatkan kepercayaan pasar terhadap Danantara. Namun, ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, mengingatkan bahwa manajemen badan ini harus memastikan agar dana yang dikelola tidak menjadi sasaran intervensi politik di masa depan.
Menanggapi kekhawatiran tersebut, Presiden Prabowo meminta para pemimpin Danantara agar mengambil keputusan secara hati-hati. Dalam Sidang Kabinet Paripurna pekan lalu, ia menekankan pentingnya kehati-hatian dalam setiap langkah yang diambil, mengingat dana yang dikelola merupakan kekayaan yang harus dijaga untuk generasi mendatang. Di kesempatan yang sama, ia juga menegaskan bahwa pengelolaan aset akan dilakukan dengan standar manajemen internasional dan tingkat transparansi yang tinggi.