Sentra IKM Slag Aluminium Jombang Olah Limbah Menjadi Produk Bernilai Ekonomi

0
297
IKM
Ilustrasi Industri Kecil Menengah. FOTO: PEMKAB JOMBANG

(Vibizmedia – Jombang) Kementerian Perindustrian terus mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) melalui pengembangan sentra IKM di berbagai daerah. Upaya ini dilakukan dengan mempertimbangkan potensi bahan baku lokal serta komunitas pelaku IKM yang sudah terbentuk dalam suatu wilayah.

Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin mengimbau pemerintah daerah untuk memperkuat dan mempromosikan keunggulan sentra-sentra IKM agar dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. Salah satu cara yang dapat dimanfaatkan adalah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang IKM, yang berfungsi sebagai sumber pembiayaan pengembangan sentra IKM potensial.

Melalui skema ini, pemerintah daerah dapat mendanai berbagai program, seperti pembangunan rumah produksi, Unit Pelayanan Teknis (UPT), rumah kemasan, serta pengadaan mesin dan peralatan. Selain itu, kajian terhadap kebutuhan unit pendukung dalam sentra IKM, seperti rumah promosi dan infrastruktur teknis, juga menjadi perhatian untuk meningkatkan kualitas produk dan efisiensi produksi.

Salah satu contoh keberhasilan pemanfaatan DAK adalah Sentra Slag Aluminium di Jombang, Jawa Timur. Sentra yang berlokasi di Desa Kendalsari ini dikelola oleh Koperasi Berkah Logam Kendalsari dan menaungi 25 IKM dengan total tenaga kerja mencapai 200 orang. Sebelum revitalisasi, industri daur ulang slag aluminium di wilayah tersebut menghadapi tantangan pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Namun, dengan pengelolaan yang lebih baik dan sesuai regulasi, industri ini kini mampu meningkatkan daya saing dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Sejak pengembangannya pada 2021, Sentra IKM Slag Aluminium Jombang mengalami pertumbuhan signifikan. Jumlah tenaga kerja yang terserap meningkat dari belasan menjadi sekitar 200 orang, sementara nilai omzet yang sebelumnya berkisar Rp 200-300 juta naik menjadi Rp 1,5-2 miliar. Volume produksi pun meningkat dari 50-70 ton per tahun menjadi 400-700 ton per tahun.

Kementerian Perindustrian menilai bahwa pengembangan sentra IKM tidak hanya menciptakan peluang usaha baru, tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Melalui berbagai program seperti pelatihan standar keamanan kerja, fasilitasi produksi bersama, legalitas usaha, serta akses pasar dan digitalisasi, pengelolaan sentra IKM diharapkan semakin optimal.

Di Sentra Slag Aluminium Jombang, para pelaku IKM mengolah slag aluminium menjadi berbagai produk seperti paving block, bata ringan, dan bahan bangunan lainnya, yang kemudian dipasarkan kepada industri alat rumah tangga maupun pengolahan aluminium lainnya. Dengan keberhasilan model ini, pemerintah berharap pengembangan sentra IKM di daerah lain dapat berjalan lebih efektif, meningkatkan daya saing industri, dan memperkuat kemandirian ekonomi lokal.