(Vibizmedia – Jakarta) Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menyatakan dukungan penuh terhadap rencana Pemerintah Kota Bandung menggelar acara Bandung Kota Cerita pada akhir Juni 2025. Ia menyebut Bandung sebagai “rahim kreativitas”, tempat lahirnya banyak talenta dan brand lokal yang kini dikenal di tingkat nasional maupun internasional.
Pernyataan tersebut disampaikan Wamenekraf Irene saat menghadiri konferensi pers Bandung Kota Cerita di Microlibrary Alun-alun Kota Bandung, Senin (19/5/2025). Menurutnya, segala bentuk cerita memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk bernilai ekonomi, seperti buku, komik, atau animasi.
“Dari cerita, kita bisa melahirkan berbagai karya anak bangsa. Itulah inti dari ekonomi kreatif,” ujarnya.
Irene juga mengapresiasi keberadaan Microlibrary sebagai ruang kolaborasi yang inspiratif, dan bahkan menggagas ide untuk menghadirkan game corner di perpustakaan sebagai salah satu bentuk inovasi literasi yang menghibur dan mendidik. “Kita ingin menggabungkan semangat kolaborasi menuju Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
Konsep Bandung Kota Cerita digagas oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kota Bandung, berkolaborasi dengan The Caravanserai Collective, sebuah organisasi yang konsisten menyelenggarakan pelatihan storytelling di berbagai kota. Acara puncaknya akan digelar pada 28 Juni 2025 dengan tema “Bihari, Kiwari, Sampeureun Jaga” yang berarti dulu, kini, dan nanti—mengajak masyarakat mengenang masa lalu, merayakan masa kini, dan menatap masa depan.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menegaskan bahwa Bandung Kota Cerita bukan sekadar perayaan cerita, melainkan ruang pembelajaran untuk menjadikan cerita sebagai alat transformasi sosial.
“Melalui cerita, kita membangun pemahaman, memperkuat empati, dan merajut koneksi. Cerita bisa hadir dalam berbagai bentuk: lagu, tari, gim, dan lainnya,” jelasnya.
Rangkaian acara akan mencakup pameran arsip visual sejarah, pertunjukan duta cerita dan influencer, serta konten lintas generasi. Semua dirancang melalui pendekatan kolaboratif antara komunitas, seni, budaya, dan sejarah.
Kepala Disarpus Kota Bandung, Fajar Kurniawan, menyatakan bahwa inisiatif ini juga ditujukan untuk mendorong peningkatan indeks literasi masyarakat. “Kami ingin mengenang sejarah, membuka ruang kreativitas, dan menyuarakan harapan warga Bandung untuk masa depan yang lebih baik.”
Sementara itu, Rahima (Ima) Abdulrahim, Co-Founder & Co-Director The Caravanserai Collective, menambahkan bahwa Bandung Kota Cerita akan menjadi pemicu penguatan komunitas melalui berbagi cerita. “Kami sedang menyiapkan pelatihan bagi para duta cerita agar mereka tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga penyampai yang menginspirasi. Bandung memang sudah dikenal sebagai kota yang penuh inovasi dan kreativitas.”









