Menkeu Terima Kunjungan Standard & Poor’s (S&P) Tegaskan Komitmen Kebijakan Fiskal yang Prudent

0
282
Menkeu Terima Kunjungan Standard & Poor’s (S&P)
Sumber: Kemenkeu

 

(Vibizmedia – Economy & Business) – Pada Senin (26/5), Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menerima kunjungan dari lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (S&P). Pertemuan dilaksanakan di kantor pusat Kementerian Keuangan.

Pertemuan ini menjadi sarana diskusi antara pemerintah Indonesia dan S&P. Dalam rangka menegaskan komitmen yang kuat terhadap kebijakan fiskal yang prudent dan bertanggung jawab.

Dalam pertemuan tersebut, Menkeu memaparkan bagaimana fundamental perekonomian Indonesia tetap tangguh di tengah dinamika global yang masih menantang. Secara komprehensif, ia menjelaskan berbagai kebijakan pemerintah yang dilakukan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan.

Menkeu turut menjabarkan langkah-langkah strategis yang diambil pemerintah, termasuk upaya pengendalian inflasi, penguatan sektor fiskal, serta implementasi reformasi struktural. Kebijakan-kebijakan ini diharapkan mampu menjaga daya tahan ekonomi nasional dalam jangka panjang.

“Kepercayaan lembaga pemeringkat internasional seperti S&P akan sangat vital dalam menjaga sentimen positif investor terhadap Indonesia,” tegasnya.

Pemerintah memandang kepercayaan ini sebagai elemen krusial dalam menciptakan iklim investasi yang stabil dan menarik. Dan kepercayaan ini yang dibutuhkan investor asing untuk menanamkan dananya di Indonesia.

Menurut Analis Vibiz Research Center ada beberapa sentimen positif investor asing terhadap investasi di Indonesia, diantaranya:

1. Stabilitas Politik dan Kebijakan
Kestabilan politik dan kebijakan diukur dari Pemerintahan yang relatif stabil dan berkomitmen terhadap reformasi ekonomi. Misalnya adanya kebijakan yang pro-investasi, seperti Omnibus Law dan insentif pajak untuk investasi asing.

2. Pertumbuhan Ekonomi yang Konsisten
Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Hal ini didukung oleh konsumsi domestik yang kuat (55% dari PDB).

3. Populasi Besar dan Demografi Produktif
Penduduk Indonesia >275 juta jiwa, sebagian besar usia produktif. Demikian juga masyarakat kelas menengah tumbuh pesat, menciptakan pasar konsumen yang besar dan menarik.

4. Sumber Daya Alam yang Kaya
Indonesia kaya akan sumber daya alam terutama potensi di sektor pertambangan (nikel, batu bara), energi, dan agribisnis. Banyak investor tertarik pada hilirisasi sumber daya, seperti pengolahan nikel untuk baterai kendaraan listrik (EV).

5. Pemerintah melakukan reformasi infrastruktur .
Hal itu terlihat dari investasi besar-besaran dalam infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, energi. Serta Proyek IKN (Ibu Kota Nusantara) juga menarik minat jangka panjang.

Selain itu investor fokus pada energi terbarukan, pengurangan emisi karbon, dan keberlanjutan. Hal ini menciptakan peluang besar dalam investasi green energy dan proyek-proyek ESG (environmental, social, governance).

6. Digitalisasi dan Startup Ekonomi
Saat ini, Indonesia adalah pasar digital terbesar di ASEAN. Banyak unicorn dan decacorn lokal (Gojek, Tokopedia, dll.) menarik investasi asing di sektor teknologi.

7. Keterlibatan dalam Perjanjian Internasional. Indonesia merupakan anggota aktif G20, ASEAN, dan berbagai FTA (Free Trade Agreements). Hal ini menunjukkan komitmen terhadap perdagangan bebas dan keterbukaan ekonomi.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting