(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Pertanian (Kementan) mengumumkan rencana besar hilirisasi terhadap 14 komoditas unggulan pertanian nasional. Program ini digadang-gadang mampu menyerap hingga 8,6 juta tenaga kerja serta mengoptimalkan pemanfaatan lahan seluas 5,5 juta hektare di berbagai wilayah Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, dalam Diskusi Akademik Himpunan Alumni Fateta IPB yang berlangsung di IPB Convention Center, Bogor, Senin (9/6).
“Menteri Pertanian mendorong hilirisasi dari produksi pertanian yang sudah ada. Ini akan lebih efisien dan mempercepat pertumbuhan ekonomi dibanding menciptakan produk baru,” ujar Idha.
Berikut rincian 14 komoditas pertanian yang masuk dalam program hilirisasi:
1. Ayam – Akan dibentuk 5 klaster pengolahan ayam yang menghasilkan produk nugget, sosis, tepung telur, dan pakan. Menyerap tenaga kerja: 39.108 orang.
2. Kelapa Dalam – Dikembangkan di lahan 500.000 ha, menghasilkan santan dan produk samping. Menyerap: 1.156.246 orang.
3. Kakao – Dikembangkan di lahan 500.000 ha, diolah menjadi bubuk coklat dan butter. Menyerap: 950.007 orang.
4. Mete – Dikembangkan di 100.000 ha, menghasilkan kacang mete untuk ekspor. Menyerap: 424.823 orang.
5. Kopi – Lahan seluas 200.000 ha akan difokuskan pada kopi arabika hijau. Menyerap: 553.346 orang.
6. Tebu – Digunakan untuk produksi gula dalam negeri di lahan 500.000 ha. Menyerap: 726.748 orang.
7. Kelapa Sawit – Fokus pada biodiesel, dikembangkan di 2 juta ha. Menyerap: 1.947.339 orang.
8. Lada – Dikembangkan di 100.000 ha untuk produksi lada bubuk dan ekspor. Menyerap: 211.897 orang.
9. Ubi Kayu – Untuk pati dan bioethanol, dikembangkan di 300.000 ha. Menyerap: 316.100 orang.
10. Bawang Putih – Digunakan untuk substitusi impor di lahan 100.000 ha. Menyerap: 125.172 orang.
11. Cold Chain – Sistem rantai dingin untuk distribusi pangan. Menyerap: 550 orang.
12. Kapas – Dikembangkan di 900.000 ha untuk kebutuhan dalam negeri. Menyerap: 1.531.899 orang.
13. Kacang Tanah – Lahan 200.000 ha untuk produksi dalam negeri. Menyerap: 348.660 orang.
14. Kacang Hijau – Lahan 100.000 ha untuk produk substitusi impor. Menyerap: 286.300 orang.
Idha menjelaskan, sebagian besar dari komoditas tersebut akan difokuskan pada produk yang selama ini sudah diproduksi massal di Indonesia. “Dengan memanfaatkan potensi yang sudah ada, kita bisa bergerak lebih cepat dan efisien,” tambahnya.
Langkah strategis ini diharapkan tidak hanya mendorong nilai tambah produk pertanian nasional, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan, menekan ketergantungan pada impor, serta menciptakan ekosistem industri pertanian yang lebih maju dan berkelanjutan.