Situasi Bencana Akhir Juli 2025: Gempa Poso, Tanah Bergerak Brebes, dan Karhutla di Berbagai Wilayah

0
304
Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia
Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. FOTO: BNPB

(Vibizmedia-Nasional) Sejumlah bencana alam melanda Indonesia menjelang akhir Juli 2025. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat rentetan kejadian hidrometeorologi dan geologi yang memerlukan perhatian dan penanganan serius dari pemerintah daerah dan masyarakat. Mulai dari gempa bumi di Sulawesi Tengah, tanah bergerak di Jawa Tengah, hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di berbagai wilayah Sumatra dan Kalimantan.

Pada Kamis (24/7), gempa bumi dengan magnitudo 5,7 mengguncang wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melaporkan gempa susulan masih terasa di beberapa titik.
Sejauh ini, empat warga mengalami luka ringan. Sebanyak 609 kepala keluarga atau 2.011 jiwa terpaksa mengungsi ke tempat aman. Sementara itu, 14 rumah mengalami rusak berat, 21 rumah rusak ringan, serta masing-masing satu unit fasilitas pendidikan dan rumah ibadah juga mengalami kerusakan ringan. Petugas gabungan masih terus melakukan pendataan dan penanganan di lokasi.

Bencana gerakan tanah di Desa Sridadi, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang terjadi sejak awal Juli, juga belum sepenuhnya tertangani. Tanah bergerak ini mengakibatkan 58 rumah rusak berat, satu rumah rusak sedang, dan 19 rumah rusak ringan.
Sebanyak 100 kepala keluarga terdampak dengan total 335 jiwa, sementara 201 orang di antaranya mengungsi ke rumah kerabat atau tetangga. Kondisi tanah yang labil membuat warga terus waspada.

Di sisi lain, kebakaran hutan dan lahan kembali mewarnai musim kemarau 2025. BNPB melaporkan titik-titik api terpantau di Sumatra Selatan, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Riau, Kalimantan Barat, hingga Kalimantan Tengah.

Sumatra Selatan: Karhutla terjadi di Musi Rawas, Muara Enim, Ogan Ilir, dan Pali. Api sudah berhasil dipadamkan, namun sepanjang 1 Januari–22 Juli 2025 terdeteksi 2.543 titik panas dengan luas lahan terbakar 43,08 hektare.

Sumatra Barat: Api masih berkobar di Kabupaten Limapuluh Kota sejak 12 Juli. Kendala pasokan air membuat proses pemadaman berjalan lambat. Karhutla telah berdampak pada 22 nagari di 10 kecamatan.

Padang Lawas, Sumatra Utara: Titik api muncul di tiga desa dengan total luas terbakar mencapai 435 hektare. Beberapa area berhasil dipadamkan, namun di Desa Marenu, Kecamatan Aek Nabara Barumun, api belum padam.

Simalungun, Sumatra Utara: Kebakaran sudah padam pada 24 Juli, dengan luas area terbakar mencapai 60 hektare. Sementara di Labuhanbatu, titik api di Kecamatan Panai Hilir masih ditangani.

Riau: Provinsi ini kembali menjadi sorotan dengan luas lahan terbakar mencapai 1.144,90 hektare sepanjang 2025. BNPB menekankan pentingnya upaya pencegahan di wilayah rawan ini.

Di Kalimantan, situasi serupa terjadi:

Kalimantan Barat: Pada 24 Juli, terpantau 17 titik panas yang kemudian berkurang menjadi 3 titik pada sore hari. Pemerintah Provinsi Kalbar dan Kabupaten Kubu Raya telah menetapkan status siaga darurat.

Kalimantan Tengah: Api terpantau di Kota Palangkaraya dan Kabupaten Kotawaringin Timur, namun berhasil dipadamkan petugas gabungan pada hari yang sama. Total luas lahan terbakar hingga Juli 2025 mencapai 201,03 hektare.

BNPB menegaskan, pencegahan adalah kunci dalam menghadapi karhutla. Patroli rutin, pelibatan masyarakat, dan koordinasi lintas lembaga menjadi langkah efektif untuk mengantisipasi kebakaran sebelum meluas.

“Upaya pencegahan akan jauh lebih efektif daripada pemadaman,” kata BNPB dalam keterangannya.

Dengan ancaman bencana yang terus muncul di berbagai wilayah, pemerintah daerah bersama masyarakat diharapkan tetap siaga, memperkuat mitigasi, dan segera melaporkan setiap potensi bencana ke pihak berwenang.