Kesepakatan Dagang RI–AS Dongkrak IHSG, Pasar Sambut Positif

0
148

(Vibizmedia – Jakarta) Kesepakatan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat mendapat respons positif dari pasar keuangan. Sejak diumumkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 3,68 persen, menjadikannya bursa dengan kinerja terbaik di Asia dalam sepekan terakhir.

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menilai lonjakan ini mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap stabilitas serta arah kebijakan pemerintah setelah terwujudnya trade deal tersebut.

“Hasil kesepakatan ini berhasil menghindarkan kita dari skenario terburuk akibat ketidakpastian yang berlarut-larut,” ujar Fakhrul kepada InfoPublik, Selasa (29/7/2025).

Meski perjanjian memunculkan pertanyaan terkait kewajiban pembelian barang dari AS—seperti pesawat dan produk pertanian—Fakhrul menilai dampaknya terhadap neraca dagang bersifat netral. Menurutnya, ini lebih merupakan perubahan mitra dagang ketimbang penambahan impor.

“Bukan tambahan impor, melainkan realokasi vendor. Kita hanya perlu menyesuaikan diri dengan kondisi yang memang menantang,” jelasnya.

Di tengah euforia pasar, Fakhrul mengingatkan pentingnya menjaga akses dagang dengan Uni Eropa melalui kelanjutan negosiasi EU-CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) demi menghindari ketergantungan pada satu mitra.

Ia juga menyoroti isu perlindungan data masyarakat yang muncul dalam perjanjian ini. “Data adalah masa depan perekonomian global. Negara harus memprioritaskan kepentingan nasional serta mencari solusi win-win bersama mitra dagang,” tegasnya.

Melihat peluang pasca-kesepakatan, Fakhrul merekomendasikan tiga langkah strategis untuk memperkuat pemulihan ekonomi:

  1. Mempercepat belanja pemerintah dan memberikan insentif.
  2. Menerbitkan obligasi internasional seperti DimSum Bond (RMB) dan Kangaroo Bond (AUD) untuk memperkuat likuiditas.
  3. Konsisten menurunkan suku bunga oleh Bank Indonesia guna mendorong aktivitas ekonomi.

Dengan sentimen pasar yang menguat serta kebijakan yang tepat, kesepakatan dagang RI–AS diharapkan menjadi katalis positif jangka menengah bagi perekonomian nasional.