Prabowo di PBB: Indonesia Capai Swasembada Beras, Siap Jadi Lumbung Pangan Dunia

0
204
Presiden Prabowo berbicara di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025). (Foto: Istimewa)

(Vibizmedia – New York, AS) Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa Indonesia berhasil mencatat produksi beras dan cadangan pangan tertinggi dalam sejarah. Ia menyampaikan bahwa Indonesia kini telah mencapai swasembada beras sekaligus mulai mengekspor ke sejumlah negara, termasuk Palestina.

“Kami membangun rantai pasok pangan yang tangguh, memperkuat produktivitas petani, dan berinvestasi pada pertanian cerdas iklim demi menjamin ketahanan pangan bagi generasi masa depan. Kami yakin, dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia,” ujar Presiden Prabowo dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025).

Selain isu pangan, Presiden menyoroti keseriusan Indonesia dalam menghadapi krisis iklim. Ia menyebutkan bahwa kenaikan permukaan laut di pantai utara Jakarta mencapai lima sentimeter per tahun, sebuah ancaman besar bagi negara kepulauan terbesar di dunia. “Karena itu, kami membangun tanggul laut raksasa sepanjang 480 kilometer. Mungkin butuh 20 tahun, tapi kami tidak punya pilihan,” tegasnya.

Prabowo menekankan bahwa komitmen Indonesia menghadapi perubahan iklim bukan sekadar slogan, melainkan langkah nyata. Indonesia bertekad memenuhi target Perjanjian Paris 2015 serta mencapai emisi nol bersih sebelum 2060. Upaya itu didukung dengan program reforestasi 12 juta hektare hutan rusak, pengendalian degradasi lingkungan, serta penciptaan lapangan kerja hijau berbasis energi terbarukan.

Lebih jauh, ia menegaskan pembangunan nasional diarahkan untuk mengentaskan kemiskinan sekaligus menjadikan Indonesia pusat solusi global dalam isu pangan, energi, dan air.

Dalam pidatonya, Presiden juga menyerukan pentingnya solidaritas dan aksi kolektif dunia dalam menghadapi krisis kemanusiaan serta tantangan peradaban modern. “Dengan PBB yang kuat, kita bisa membangun dunia di mana yang lemah tidak lagi menderita, tetapi hidup dengan keadilan yang layak mereka dapatkan,” ujarnya.

Pidato Prabowo ditutup dengan ajakan kepada para pemimpin dunia untuk bangkit, memikul tanggung jawab sejarah, dan menggunakan ilmu pengetahuan demi menciptakan perdamaian serta keadilan global.