Kemenperin Dorong Penguatan Branding Batik agar Makin Mendunia

0
166
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan strategi branding untuk meningkatkan daya saing industri batik nasional di tengah ketatnya persaingan global. Batik tidak hanya menjadi warisan budaya bangsa yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda pada Oktober 2009, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai produk industri kreatif bernilai tambah tinggi.

“Karena itu, penguatan branding batik menjadi sangat penting agar batik Indonesia semakin dikenal, diminati, dan memiliki daya saing kuat, baik di pasar domestik maupun internasional,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (3/10).

Senada dengan itu, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi menegaskan, batik bukan sekadar produk tekstil, melainkan manifestasi seni, filosofi, dan peradaban yang mengakar dalam identitas bangsa Indonesia. “Setiap helai kain batik adalah narasi visual yang mengisahkan sejarah, nilai-nilai luhur, dan kearifan lokal. Guratan canting dan tetesan malam adalah jejak peradaban yang kaya,” jelasnya.

Namun, Andi menekankan, industri batik menghadapi tantangan berat untuk bersaing dengan produk tekstil negara lain sekaligus mengikuti perubahan tren fashion global yang sangat cepat. Menurutnya, strategi branding yang visioner mutlak diperlukan agar batik tetap relevan, dicintai lintas generasi, serta mampu bersaing di kancah internasional.

Data Kemenperin mencatat, ekspor batik mencapai USD 7,63 juta pada triwulan I 2025. Angka tersebut berasal dari 214 sentra batik di 11 provinsi dengan total 47 ribu unit usaha. “Ini membuktikan bahwa setiap helai batik tidak hanya memiliki nilai budaya, tetapi juga menjadi penggerak perekonomian nasional,” jelas Andi.

Sebagai upaya konkret, BSKJI melalui Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) kembali menggelar Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik (SNIKB) VII 2025 secara daring. Mengangkat tema “Strategi Branding Batik: Dari Warisan Budaya ke Komunitas Global”, seminar ini menjadi forum strategis menghadapi tantangan globalisasi sekaligus memperkuat posisi batik sebagai produk unggulan berdaya saing internasional.

Kepala BBSPJIKB Jonni Afrizon mengatakan, SNIKB menjadi wadah sinergi antara akademisi, peneliti, praktisi, industri, dan pemerintah. “Melalui diskusi dan paparan ide-ide baru, kita dapat memperkuat ekosistem batik dan kerajinan agar tetap relevan dengan tren global,” ungkapnya.

SNIKB VII menghadirkan 51 pemakalah dari kalangan akademisi, peneliti, hingga pelaku industri batik dan kerajinan. Forum ini diharapkan dapat menyumbangkan beragam insight, hasil riset, serta gagasan inovatif untuk mendukung transformasi industri batik nasional.

Sebagai bagian dari peringatan Hari Batik Nasional 2025, Kemenperin menegaskan komitmennya untuk mendorong industri batik bertransformasi menjadi industri kreatif berdaya saing global. “Melalui forum ini, diharapkan kolaborasi lintas sektor semakin menguat untuk menjadikan batik dan kerajinan sebagai identitas nasional sekaligus produk unggulan yang mendunia,” kata Jonni.