
(Vibizmedia-Nasional) Pagi itu, suasana di sekitar Istana Merdeka terasa berbeda. Udara hangat Jakarta dipenuhi semangat kebanggaan nasional saat Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memimpin perjalanan menuju Lapangan Silang Monumen Nasional (Monas) untuk menghadiri Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI), Minggu (5/10).
Dengan mengenakan peci hitam dan pakaian khaki, Presiden Prabowo menaiki kendaraan taktis Maung buatan dalam negeri — simbol nyata kemandirian industri pertahanan nasional. Di belakangnya, iring-iringan Maung lainnya membawa Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Panglima TNI Jenderal Agus Subianto, disusul kendaraan yang mengangkut Wakil Panglima TNI serta para Kepala Staf Angkatan.
Formasi kendaraan taktis itu memperlihatkan kekompakan dan soliditas jajaran pertahanan negara, selaras dengan semangat TNI yang telah delapan dekade mengabdi untuk bangsa dan negara.
Rangkaian kebesaran Presiden Prabowo kali ini tampil megah dan penuh makna. Sebanyak 80 ekor kuda dan 80 motor patwal mengiringi perjalanan dari Istana Merdeka menuju Monas — jumlah yang melambangkan usia ke-80 TNI.
Derap langkah kuda berpadu dengan deru mesin motor menciptakan harmoni kebesaran yang menggugah rasa bangga nasional. Irama itu seakan menjadi simbol kekuatan dan kesatuan antara rakyat, pemerintah, dan TNI.
Sepanjang jalur menuju Monas, ratusan warga dari berbagai usia memadati trotoar. Mereka melambaikan tangan, bersorak, dan mengabadikan momen bersejarah itu melalui kamera ponsel. Anak-anak kecil tampak antusias ketika kendaraan Maung Presiden melintas, sementara para orang tua menyaksikan dengan senyum bangga, menandai kedekatan pemimpin dengan rakyatnya.
Presiden Prabowo tampak berdiri dan melambaikan tangan dari atas kendaraan Maung, menyapa masyarakat yang memadati sepanjang jalan. Senyumnya yang hangat membalas sapaan rakyat, menciptakan suasana penuh keakraban dan kebersamaan.
Perjalanan dari Istana Merdeka menuju Monas bukan sekadar prosesi protokoler, melainkan simbol penghormatan atas 80 tahun pengabdian TNI.
Paduan antara teknologi pertahanan karya anak bangsa, simbol kebesaran tradisional berupa kuda, serta antusiasme masyarakat menggambarkan semangat persatuan antara pemimpin, prajurit, dan rakyat Indonesia.
Semangat itulah yang menjadi jiwa HUT ke-80 TNI tahun ini — TNI yang kuat, profesional, dan semakin dekat dengan rakyat.








