Satu Tahun Kabinet Merah Putih: Ekonomi Tetap Tangguh di Tengah Gejolak Global

0
78
Foto: Kemenko Perekonomian

(Vibizmedia – Jakarta) Genap satu tahun pemerintahan Kabinet Merah Putih berjalan, periode ini menjadi momentum refleksi atas berbagai capaian dan tantangan yang dihadapi.

Di tengah ketidakpastian global — mulai dari ketegangan geopolitik, perubahan iklim, hingga dinamika teknologi dan pasar keuangan — perekonomian Indonesia tetap menunjukkan daya tahan yang kuat. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi triwulan II-2025 sebesar 5,12 persen (yoy), salah satu yang tertinggi di antara negara-negara G20.

Stabilitas ekonomi juga tampak dari inflasi yang terjaga di level 2,65 persen per September 2025, serta IHSG yang mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah di angka 8.200.

Dari sisi investasi, realisasi pada triwulan III-2025 mencapai Rp1.434,3 triliun, tumbuh 13,7 persen (yoy) dan menyerap 1,9 juta tenaga kerja. Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia tetap surplus USD5,49 miliar per Agustus 2025, memperpanjang tren positif selama 64 bulan berturut-turut.

“Bahkan IMF dalam laporan terbarunya menyebut Indonesia sebagai bright spot di tengah melambatnya ekonomi global. Kita patut bersyukur, namun juga harus terus mendorong reformasi dan deregulasi agar pertumbuhan ekonomi semakin efisien,” ujar Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto, dalam Forum Diskusi Publik ‘Capaian Satu Tahun Kinerja Kabinet Merah Putih di Bidang Perekonomian: Kemajuan Ekonomi Menuju Asta Cita’ di Jakarta, Senin (20/10/2025).

Haryo menjelaskan, pemerintah terus memperkuat posisi ekonomi Indonesia di tingkat global, antara lain dengan bergabung dalam BRICS, menurunkan tarif resiprokal perdagangan dengan AS dari 32 persen menjadi 19 persen, serta mempercepat finalisasi I-EU CEPA dan Indonesia-Canada CEPA untuk memperluas akses pasar ekspor.

Di dalam negeri, pemerintah meluncurkan Program Paket Ekonomi 8+4+5 yang diproyeksikan mampu menciptakan 4 juta lapangan kerja baru, serta Program Magang 100.000 Lulusan Perguruan Tinggi dengan upah sesuai standar minimum kabupaten/kota. Untuk menjaga daya beli masyarakat, pemerintah juga menggulirkan stimulus sementara berupa BLT Kesra.

Forum diskusi tersebut menghadirkan berbagai pakar ekonomi dan kebijakan publik, antara lain Deputi Kemenko Perekonomian Ferry Irawan, Tim Asistensi Menko Perekonomian Raden Pardede, Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence Sunarsip, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, serta Ketua Umum Bidang Perdagangan APINDO Anne Patricia Sutanto, dengan Zilvia Iskandar sebagai moderator.

Berbagai pandangan strategis disampaikan, mulai dari penguatan sektor riil, transformasi digital berbasis AI, hingga sinergi antara pemerintah dan dunia usaha untuk membangun kepercayaan dan transparansi kebijakan.

“Kita harus menjaga optimisme dan memperkuat komunikasi yang terbuka dengan publik. Dengan kolaborasi, kita bisa mewujudkan ekonomi Indonesia yang inklusif, tangguh, dan berdaya saing,” pungkas Haryo Limanseto.