Indonesia Menuju Pusat Inovasi Pertanian Dunia

0
85
Petani menyebar pupuk menambah kesuburan sawah mereka. (Foto: Kementan)

(Vibizmedia – Jakarta) Dulu Indonesia dikenal sebagai negeri agraris. Kini, seiring berjalannya waktu dan kemajuan teknologi, Indonesia melangkah lebih jauh — menempatkan diri sebagai pusat inovasi pertanian dunia. Setelah satu dekade transformasi besar, sektor pertanian Indonesia kini diakui sebagai salah satu kekuatan utama dalam membentuk masa depan pertanian global yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.

Transformasi ini lahir dari kesadaran akan tantangan besar yang dihadapi umat manusia: perubahan iklim, krisis pangan, dan degradasi lahan. Ketika banyak negara masih berjuang menjaga produksi pangan, Indonesia menjawab dengan langkah strategis jangka panjang: memperkuat riset, memodernisasi sistem pertanian, dan memperluas kolaborasi lintas sektor.

Kini, pertanian Indonesia bukan sekadar urusan produksi, tetapi bagian dari ekosistem inovasi global. Melalui program Food Estate, digitalisasi lahan pertanian, serta pengembangan varietas unggul tahan iklim ekstrem, Indonesia menjadi rujukan dunia dalam membangun ketahanan pangan yang berpihak pada petani, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Revolusi Teknologi dan Kolaborasi Global

Kemajuan besar sektor pertanian Indonesia ditopang oleh revolusi teknologi. Konsep smart farming dan precision agriculture telah menjadi praktik umum di berbagai wilayah. Sensor tanah, drone pemantau, dan sistem irigasi berbasis kecerdasan buatan digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas lahan.

Lembaga riset dan universitas turut berperan penting. Varietas padi toleran kekeringan dan salinitas hasil riset anak bangsa kini ditanam di berbagai negara di Asia dan Afrika melalui kerja sama South-South Cooperation.

Ekosistem inovasi juga diperkuat oleh tumbuhnya startup pertanian yang menghubungkan petani langsung dengan pasar melalui platform digital. Dampaknya terasa nyata: rantai pasok lebih efisien, nilai tambah meningkat, dan kesejahteraan petani terdongkrak.

Pengakuan Dunia untuk Indonesia

Transformasi ini mendapat pengakuan internasional. Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memberikan penghargaan kepada Indonesia atas kontribusinya dalam Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) untuk pembangunan sektor pangan global.

Penghargaan tersebut diberikan pada acara Global Technical Recognition Ceremony di Kantor Pusat FAO, Roma, Italia, Rabu (15/10/2025), bertepatan dengan peringatan 80 tahun FAO. Indonesia menjadi satu dari 18 penerima rekognisi global, pada dua kategori: Country-Level Recognition dan Institutional-Level Recognition.

Dalam kategori Country-Level, FAO mengapresiasi peran Indonesia dalam mendorong transformasi pertanian dan ketahanan pangan global, sejalan dengan FAO Strategic Framework 2022–2031 dan visi Four Betters (better production, better nutrition, better environment, better life).

Selama dua dekade, Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengimplementasikan inisiatif KSST di 74 negara dengan mengirimkan 190 tenaga ahli, 400 alat pertanian, 5.000 dosis semen beku, serta melatih lebih dari 1.500 peserta dari Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Pasifik.

Pada kategori Institutional-Level, penghargaan diberikan kepada Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang, yang ditetapkan sebagai Centre of Excellence di bidang reproduksi ternak. BBIB Singosari menyuplai lebih dari 60 persen kebutuhan semen beku nasional dan telah melatih lebih dari 300 profesional dari 36 negara, menjalin kerja sama dengan JICA dan Islamic Development Bank.

Plt. Sekretaris Jenderal Kementan, Ali Jamil, menyebut penghargaan ini sebagai bukti bahwa dunia kini melihat Indonesia bukan hanya sebagai penerima bantuan, tetapi penyedia solusi global.

“Indonesia telah bertransformasi dari penerima menjadi penyedia teknologi, tenaga ahli, dan inovasi pertanian dunia. Ini adalah pengakuan bahwa Indonesia mampu menjadi bagian dari solusi ketahanan pangan global,” tegasnya.

Kepemimpinan Nasional yang Mendorong Lompatan Produksi

Capaian tersebut tak lepas dari kerja nyata di lapangan di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Di tengah tekanan krisis pangan dan perubahan iklim, Kementan berhasil menjaga, bahkan meningkatkan produksi beras nasional.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Indonesia pada Januari–November 2025 diproyeksikan mencapai 33,19 juta ton, naik 12,62 persen dibanding tahun sebelumnya — capaian tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Kepala Biro Komunikasi Kementan, Moch. Arief Cahyono, menjelaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil strategi menyeluruh: optimalisasi lahan, pompanisasi, perbaikan irigasi, modernisasi pertanian, kebijakan harga gabah yang menguntungkan petani, serta distribusi pupuk bersubsidi.

“Kita masifkan intensifikasi. Dari satu kali tanam menjadi dua hingga tiga kali setahun, didukung alsintan modern. Dampaknya luar biasa terhadap produktivitas,” ujar Arief.

Peningkatan produksi ini juga memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP) yang kini mencapai 4,2 juta ton, serta meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) menjadi 124,36. FAO bahkan mencatat Indonesia sebagai negara kedua dengan pertumbuhan produksi beras tercepat di dunia, dengan proyeksi mencapai 35,6 juta ton.

“Dunia mengakui produksi beras Indonesia. Kita sudah menghentikan impor. Ini capaian luar biasa di era Presiden Prabowo,” tambah Arief.

Kemandirian dan Semangat Gotong Royong

Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Media Massa Kementerian Komunikasi dan Digital, Molly Prabawaty, mengapresiasi capaian sektor pertanian yang dinilainya sebagai cermin kemandirian bangsa.

“Sebagaimana pesan Bung Karno, bangsa yang besar adalah bangsa yang berdiri di atas kaki sendiri. Swasembada beras adalah wujud nyata dari kemandirian itu. Kini tugas kita adalah menyebarkan semangat ini ke seluruh pelosok negeri,” ujarnya.

Dari Indonesia untuk Dunia

Transformasi ini membawa Indonesia menjadi mitra solusi global. Melalui kerja sama dengan FAO, IFAD, dan negara-negara sahabat, Indonesia aktif menularkan praktik terbaiknya dalam pertanian berkelanjutan, pengelolaan air, dan pemberdayaan petani muda.

Program Indonesia-Africa Agricultural Partnership menjadi contoh konkret: Indonesia membantu negara-negara di Afrika Timur mengembangkan sistem pertanian terpadu berbasis komunitas, teknologi irigasi hemat air, dan pelatihan kewirausahaan bagi petani muda.

Indonesia juga menjadi eksportir teknologi dan pengetahuan — mulai dari benih unggul, pupuk hayati, hingga sistem informasi pertanian digital — yang kini digunakan di berbagai negara berkembang.

Menanam Masa Depan: Pertanian Hijau dan Petani Milenial

Transformasi ini tak hanya soal teknologi, tetapi juga perubahan cara pandang. Melalui program Petani Milenial, Kartu Tani Digital, dan Sekolah Lapang Smart Farming, generasi muda diajak menjadi pelaku utama pertanian modern.

Di banyak daerah, petani muda kini mengelola lahan dengan sistem digital, menjual hasil panen secara daring, dan menembus pasar ekspor. Pertanian bukan lagi simbol keterbelakangan, melainkan profesi masa depan.

Konsep Green Agriculture dan Low Carbon Farming diterapkan secara luas, sejalan dengan komitmen Indonesia menuju Net Zero Emission 2060. Desa-desa pertanian kini tumbuh menjadi pusat ekonomi hijau — dengan pupuk organik, energi biomassa, dan rehabilitasi lahan kritis sebagai bagian dari ekosistemnya.

Menatap Dunia dengan Optimisme

Transformasi pertanian Indonesia adalah perjalanan panjang — dari kemandirian menuju kepemimpinan global. Negara yang dahulu dikenal sebagai pengimpor pangan kini menjadi inovator dan mitra strategis dunia.

Di tengah krisis pangan global, Indonesia membuktikan bahwa solusi ada pada negara yang mampu menyeimbangkan produktivitas, keberlanjutan, dan keadilan sosial. Semua ini menjadi buah dari kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan:

“Indonesia tidak hanya ingin memberi makan rakyatnya sendiri, tetapi juga berkontribusi memberi makan dunia.”

Dan kini, dunia menatap Indonesia — bukan hanya karena hasil panennya, tetapi karena visi, inovasi, dan semangat gotong royong yang menjadi ruh transformasi besar ini.