Penempatan Kas Pemerintah Rp200 Triliun Dorong Likuiditas dan Pertumbuhan Ekonomi

0
73
Foto: Tangkapan Layar Kanal Youtube Kemenkeu RI

(Vibizmedia – Jakarta) Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa penempatan kas pemerintah sebesar Rp200 triliun sebagai bagian dari kebijakan cash management turut mendorong peningkatan likuiditas dalam perekonomian nasional. Kondisi ini tercermin dari pertumbuhan uang primer (M0) yang mencapai 13,2 persen (yoy).

“Likuiditas perekonomian juga meningkat seiring kebijakan moneter yang longgar dan ekspansi likuiditas. Pertumbuhan uang beredar dalam arti luas (M2) mencapai 8,0 persen (yoy) pada September 2025, lebih tinggi dibandingkan 6,5 persen (yoy) pada Juni 2025,” ujar Menkeu dalam konferensi pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (3/11/2025).

Lebih lanjut, Purbaya menegaskan bahwa pemerintah akan terus memperkuat investasi, antara lain melalui peran Danantara sebagai pengungkit investasi swasta dan pembentukan Satuan Tugas Percepatan Program Strategis Pemerintah (Satgas P2SP) untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kompetitif.

Dijelaskan pula, belanja APBN akan difokuskan untuk memperkuat konsumsi dan produksi melalui percepatan program strategis serta pemberian stimulus dan insentif bagi sektor-sektor prioritas, yang diintegrasikan dengan kebijakan moneter dan sektor keuangan.

“Dengan perkembangan positif aktivitas ekonomi dan koordinasi kebijakan yang kuat, ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh di atas 5,5 persen (yoy) pada triwulan IV 2025 dengan dukungan stimulus sebesar Rp34,2 triliun. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi tahun 2025 diperkirakan mencapai 5,2 persen,” ungkap Purbaya.

Ia menambahkan, ketahanan eksternal Indonesia tetap solid, sementara nilai tukar Rupiah terjaga di tengah ketidakpastian global. Posisi cadangan devisa per akhir September 2025 tercatat sebesar 148,7 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan enam bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta jauh di atas standar kecukupan internasional yang sekitar tiga bulan impor.

Pada akhir triwulan III 2025, Rupiah sempat melemah 1,05 persen point to point dibandingkan akhir Agustus 2025 akibat meningkatnya ketidakpastian global. Namun, mata uang Garuda kembali menguat pada Oktober 2025 berkat langkah stabilisasi Bank Indonesia (BI).

“Pada 31 Oktober 2025, nilai tukar Rupiah tercatat Rp16.630 per dolar AS atau menguat 0,21 persen point to point dibandingkan akhir September 2025. Peningkatan konversi devisa hasil ekspor oleh eksportir, seiring penguatan kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA), juga berkontribusi menjaga stabilitas Rupiah,” tutur Menkeu.