Pemerintah Perkuat Agenda AI untuk Dorong Ekonomi Digital dan Pertumbuhan Hingga 8% pada 2029

0
62
Foto: Kemenko Ekon

(Vibizmedia – Jakarta) Di tengah dinamika perekonomian global, kinerja ekonomi Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang kuat. Pada triwulan III-2025, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,04% (yoy). Pemerintah pun optimistis kinerja triwulan IV-2025 akan meningkat ke kisaran 5,4–5,6%, didorong oleh berbagai program seperti bantuan sosial, bantuan langsung tunai kesejahteraan rakyat, serta percepatan realisasi belanja negara. Ke depan, Pemerintah juga tengah menyiapkan Strategi Kebijakan Ekonomi Jangka Menengah dengan target akselerasi pertumbuhan hingga 8% pada tahun 2029.

“Salah satu sektor yang menjadi pembahasan penting, termasuk dalam pertemuan G20 di Afrika, adalah Artificial Intelligence (AI). Wakil Presiden Gibran mengingatkan bahwa teknologi ini masih dikuasai oleh segelintir perusahaan dan negara. Dalam era digital saat ini, munculnya cryptocurrency dan algoritma AI justru berpotensi memperlebar ketimpangan. Tantangannya adalah bagaimana ke depan kita dapat menjaga keseimbangan dan keadilan melalui pemanfaatan AI,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Indonesia AI Day for Financial Industry 2025 di Jakarta, Kamis (27/11).

Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemerintah sedang memfinalisasi Peta Jalan Kecerdasan Buatan (AI) yang disusun oleh Kementerian Komunikasi dan Digital. Langkah ini penting agar Indonesia memiliki arah pembangunan AI yang jelas dan mampu menopang transformasi ekonomi nasional.

Sea-conomy Report 2025 menunjukkan ekonomi digital Indonesia tumbuh dua digit di seluruh sektor. Nilai Gross Merchandise Value (GMV) pada 2025 diproyeksikan mendekati USD100 miliar, didominasi oleh e-commerce. Aplikasi berbasis AI mencatat lonjakan pendapatan hingga 127%. Optimisme juga terlihat di tingkat domestik: 56% pekerja Indonesia percaya AI akan meningkatkan produktivitas mereka (PwC, 2023). Dengan potensi ini, Indonesia menempati posisi sebagai pasar AI terbesar ke-4 di Asia.

Secara regional, Indonesia juga aktif mendorong integrasi ekonomi digital melalui ASEAN DEFA yang menargetkan nilai ekonomi kawasan mencapai USD2 triliun pada 2030. Perundingan DEFA putaran ke-14 telah menunjukkan kemajuan signifikan, dan kini berlanjut ke putaran ke-15 dengan target finalisasi pada awal 2026. Sementara itu, kesepakatan IEU-CEPA yang mencakup perdagangan digital membuka peluang bagi peningkatan daya saing produk Indonesia dan penciptaan lapangan kerja baru.

Bank Dunia menyebutkan empat pilar penting dalam pengembangan AI: connectivity, compute, context, dan competency. Sejalan dengan itu, Indonesia memperkuat infrastruktur digital melalui pembangunan fiber optik, BTS, hingga adopsi 4G–6G; memperbesar kapasitas data center melalui insentif fiskal; mengembangkan model AI lokal seperti Sahabat-AI yang dihasilkan oleh Indosat Ooredoo dan GoTo; serta menjalin kolaborasi dengan perusahaan teknologi global untuk peningkatan kompetensi talenta digital, termasuk program magang bagi 20 ribu lulusan baru.

“Terkait compute, AI membutuhkan banyak data center. Indonesia memiliki peluang besar menjadi pusat regional data center karena ketersediaan lahan, air, dan energi. Itulah yang membuat Indonesia dilirik sebagai rumah baru untuk data center di Asia Tenggara,” ujar Airlangga.

Dalam industri keuangan, inovasi seperti Small AI dinilai dapat memperluas akses layanan finansial, mulai dari perbankan digital, aplikasi keuangan mikro, hingga sistem pendukung keputusan bagi UMKM. QRIS juga terbukti mendorong inklusi keuangan lintas wilayah. Per Juni 2025, volume transaksi QRIS tumbuh 148% (yoy), digunakan oleh 39 juta merchant dan 58 juta pengguna.

“Pengembangan AI harus memberikan manfaat bagi semua lapisan masyarakat, bersifat adil, dan tidak meninggalkan siapa pun. Kuncinya adalah menghadirkan AI yang membangun kesejahteraan, memperkuat ketahanan ekonomi, dan menghadirkan keadilan,” tutup Menko Airlangga.

Acara tersebut turut dihadiri Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Haryo Limanseto, CEO B Universe Enggartiasto Lukita, serta Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Danny Buldansyah.