Penguatan Pendidikan Vokasi, Strategi Kemenperin Hadapi Transformasi Industri Global

0
41
Foto: Kemenperin

(Vibizmedia – Jakarta) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) industri yang unggul melalui pelaksanaan Wisuda Serentak Politeknik dan Akademi Komunitas Tahun 2025. Sebanyak 2.993 lulusan dari berbagai jenjang vokasi resmi dikukuhkan, bersamaan dengan pengukuhan dua Guru Besar baru yang diharapkan memperkuat riset dan inovasi industri nasional.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa keberhasilan meluluskan ribuan tenaga vokasi menjadi momentum penting dalam memperkuat daya saing industri manufaktur nasional di tengah percepatan transformasi teknologi global. Menurutnya, kemajuan industri tidak hanya bergantung pada investasi dan infrastruktur, tetapi juga pada kualitas SDM yang mampu menggerakkan sektor manufaktur.

“Visi Indonesia Emas 2045 tidak akan terwujud hanya dengan pembangunan fisik. SDM unggul yang memahami teknologi masa depan dan mampu beradaptasi dengan perubahan global adalah pondasi utamanya,” tegas Menperin saat memberikan sambutan pada acara wisuda di Politeknik AKA Bogor, Kamis (27/11).

Ia juga menyoroti momentum bonus demografi, di mana lebih dari 218 juta penduduk Indonesia berada pada usia produktif. Kondisi ini harus dimanfaatkan untuk mempercepat industrialisasi dan memperluas kesempatan kerja, terutama ketika tingkat pengangguran masih berada di kisaran lima persen.

Menperin menambahkan bahwa penguatan pendidikan vokasi sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menempatkan vokasi sebagai prioritas nasional untuk memutus rantai kemiskinan dan memastikan lulusan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja global.

Penegasan ini juga selaras dengan misi pembangunan nasional dalam Asta Cita, yang menempatkan pembangunan manusia unggul, industrialisasi bernilai tambah, hilirisasi berkelanjutan, serta transformasi digital dan teknologi sebagai agenda strategis.

Untuk mendukung arah tersebut, Kemenperin telah menyusun Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) yang menekankan empat fokus utama: peningkatan nilai tambah industri, pembangunan industri hijau, percepatan adopsi teknologi digital, dan penguatan industri yang inklusif. Seluruhnya memerlukan SDM yang kompeten, adaptif, dan inovatif.

Saat ini, Kemenperin mengembangkan ekosistem vokasi terintegrasi melalui 13 Politeknik dan Akademi Komunitas, 9 SMK, serta 7 Balai Diklat Industri. Kemitraan kuat dengan dunia usaha dan industri terus diperluas melalui kurikulum link and match, teaching factory, dan program magang untuk memastikan kesesuaian kompetensi dengan perkembangan teknologi.

Kepala BPSDMI Doddy Rahadi melaporkan bahwa dari total lulusan, 49,28 persen telah terserap bekerja, melanjutkan studi, atau memulai usaha mandiri. Sementara itu, seluruh 151 lulusan Program Setara Diploma 1 hasil kerja sama dengan industri sudah terserap bekerja, mencerminkan besarnya kepercayaan industri terhadap kualitas pendidikan vokasi Kemenperin.

Dalam kesempatan yang sama, Menperin mengukuhkan dua Guru Besar baru—Prof. Dr. Candra Irawan, M.Si. dari Politeknik AKA Bogor dan Prof. Dr. Siti Aisyah, S.T., M.T. dari Politeknik STMI Jakarta—yang dinilai memiliki kontribusi signifikan di bidang riset kimia bahan alam, teknik otomotif, dan inovasi proses industri.

Menperin juga berpesan kepada para lulusan untuk terus menjaga integritas, memperkuat karakter, dan meningkatkan kompetensi. Ia mendorong mereka untuk terus belajar, beradaptasi dengan perkembangan, membangun jejaring, serta memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia di level nasional maupun global.

“Bermimpilah setinggi mungkin dan wujudkanlah dengan kerja keras dan kedisiplinan. Jadilah SDM unggul yang mampu menjawab tantangan masa depan dan membawa Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” pesannya.

Kemenperin mencatat bahwa lulusan lembaga vokasi kini tidak hanya berkiprah di berbagai industri dalam negeri, tetapi juga di lebih dari 15 negara. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi lulusan vokasi Indonesia semakin diakui secara global dan menjadi kekuatan penting dalam meningkatkan posisi Indonesia dalam rantai pasok manufaktur dunia.