(Vibizmedia – Gaya Hidup) Sungai Dotonbori di Osaka adalah sebuah jalur tepi sungai yang mengalir tenang di tengah hiruk-pikuk kota. Namanya saat ini dikenal dengan Tombori River Walk, tempat di mana Osaka terasa sedikit lebih santai tanpa kehilangan kesibukannya.
Jauh sebelum area ini dipenuhi cahaya neon, Sungai Dotonbori hanyalah bagian dari proyek ambisius seorang pengusaha bernama Yasui Dōton pada awal 1600-an. Kanal itu digali untuk menghidupkan perekonomian kota, dan tak lama setelah rampung, kawasan tepinya berkembang menjadi pusat pertunjukan.
Bayangkan deretan teater tradisional, bunyi shamisen — alat musik Jepang dengan tiga senar yang dimainkan menggunakan plektrum besar (bachi) — dan kedai-kedai kecil yang menggoda penciuman, semua berjejer rapi di sepanjang sungai.
Waktu terus bergulir, dan lanskap budaya Osaka ikut berubah. Banyak teater yang tutup, dan sungainya sempat kehilangan pesona. Baru pada 2004 pemerintah kota mengambil langkah besar: membangun sebuah promenade modern—jalur pejalan kaki lebar, nyaman, dan estetis di tepi sungai yang menghubungkan masyarakat kembali dengan kanal bersejarah ini. Dari sinilah Tombori River Walk lahir, membawa wajah baru tanpa menghapus kisah lamanya.
Kini, jalur pedestrian ini menjadi salah satu tempat terbaik untuk merasakan denyut Osaka dari jarak dekat. Anda bisa berjalan santai sambil menyaksikan pantulan cahaya neon—termasuk Glico Running Man— seorang pelari yang sedang menyeberangi garis finish dengan tangan terangkat, simbol energi dan kemenangan yang telah menghiasi tepi sungai sejak 1935.
Di sepanjang jalur, aroma takoyaki yang renyah, okonomiyaki panas, dan kudapan malam khas Osaka membuat siapa pun paham makna sebenarnya dari istilah kuidaore. Dalam bahasa Jepang, kuidaore (食い倒れ) secara harfiah berarti “makan sampai bangkrut” atau “makan sampai habis semua uang”. Istilah ini mencerminkan budaya kuliner Osaka yang sangat menekankan menikmati makanan enak tanpa ragu, bahkan sampai rela mengeluarkan banyak uang demi pengalaman makan yang memuaskan.
Suasananya selalu hidup. Kapal wisata yang melintas perlahan, musisi jalanan yang mengisi udara dengan melodi, dan restoran yang tak pernah kehilangan antrean menjadikan area ini seperti panggung kota yang tak pernah padam. Meski modern, ada jejak masa lalu yang tetap terasa, seakan tiap langkah membawa Anda lebih dekat pada sejarah panjang Osaka.
Pada akhirnya, Tombori River Walk adalah contoh bagaimana sebuah kanal tua bisa diubah menjadi ruang publik yang ramah, fotogenik, dan penuh cerita. Tempat yang menunjukkan bahwa sejarah dan kehidupan urban tak harus bersaing—keduanya bisa berjalan berdampingan menghasilkan suatu keindahan.










