Bencana Sumbar: 193 Meninggal, 17.402 Warga Terpaksa Mengungsi

0
38
Konferensi Pers Media Center Kemkomdigi di Kantor Gubernur Sumbar. (Foto: Kemkondigi)

(Vibizmedia – Padang, Sumbar) Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) menyampaikan perkembangan terbaru penanganan bencana yang melanda 13 kabupaten/kota di wilayah tersebut. Hingga Selasa (2/12/2025) pukul 09.00 WIB, tercatat 193 korban meninggal dunia. Dari jumlah itu, 161 jenazah telah berhasil diidentifikasi, sementara 32 lainnya masih dalam proses identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi, mengatakan bahwa jumlah korban hilang masih terus berubah seiring laporan keluarga yang masuk. “Pukul sembilan pagi ini, terdapat 116 orang yang masih dilaporkan hilang. Angkanya bersifat fluktuatif. Harapannya tidak ada penambahan dan proses pencarian bisa berjalan lebih lancar,” ujar Arry dalam keterangan pers di Padang.

Selain korban jiwa, jumlah warga mengungsi terus meningkat. Berdasarkan laporan Dinas Sosial kabupaten/kota yang terpusat di posko penanganan bencana, sebanyak 17.402 orang kini berada di lokasi pengungsian. Arry menambahkan bahwa beberapa daerah masih terisolasi, sehingga pendataan kemungkinan masih bertambah.

Inspektorat Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol, Brigjen Heri Susanto, menyampaikan bahwa operasi penanggulangan bencana telah memasuki hari kelima. “Basarnas, BNPB, TNI, dan Polri terus melaksanakan pencarian sesuai waktu operasi yang ditetapkan. Fokus kami menjaga kelancaran dukungan logistik serta memperbaiki akses yang rusak agar wilayah terisolasi bisa kembali terbuka,” ujarnya.

Penatakelola Pencarian dan Pertolongan Ahli Madya Basarnas, Djefri DT, menambahkan bahwa total 1.154 personel dari Basarnas, TNI, Polri, pemerintah daerah, dan unsur masyarakat telah diterjunkan di seluruh titik. Sebanyak 150 personel tambahan dari Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat juga telah diberangkatkan untuk memperkuat operasi.

Tiga helikopter disiagakan untuk evakuasi medis dan distribusi logistik, sementara dua kapal SAR berada di pelabuhan untuk mendukung upaya pencarian. Namun, medan sulit dan keterbatasan alat berat masih menjadi hambatan utama. “Korban terbanyak ada di Kabupaten Agam, dengan sekitar 70 jenazah yang masih harus dievakuasi. Rescuer juga membutuhkan vaksin tambahan karena risiko paparan bakteri dari jenazah yang ditemukan setelah lima hari,” jelas Djefri.

Pemprov Sumbar menegaskan bahwa pembaruan informasi akan dilakukan secara berkala, sekaligus memperkuat koordinasi dalam pencarian, evakuasi, penanganan pengungsi, hingga pemulihan akses di wilayah terdampak.