(Vibizmedia-Nasional) Mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, resmi mendapatkan posisi baru sebagai pengajar di salah satu universitas paling prestisius di dunia, Universitas Oxford, Inggris. Ia akan bergabung sebagai World Leaders Fellow di Blavatnik School of Government mulai tahun 2026 dan akan mengajar selama satu tahun.
Dalam pengumuman yang dirilis melalui website resmi Blavatnik School of Government, Sri Mulyani disebut akan terlibat langsung dalam kegiatan akademik, termasuk membimbing mahasiswa, alumni, serta berbagi pengalaman kepada para pemimpin global. Ia juga akan berkontribusi dalam eksplorasi gagasan-gagasan inovatif mengenai tata kelola dan kebijakan publik.
“Merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk bergabung dengan Blavatnik School of Government sebagai World Leaders Fellow di Universitas Oxford,” ujar Sri Mulyani dalam pernyataan resminya, Rabu (10/12/2025).
“Saya berharap dapat berkontribusi secara bijaksana kepada komunitas ini, berbagi pengalaman saya sambil terus belajar, dan mendukung generasi pembuat kebijakan berikutnya saat mereka bersiap memimpin dengan integritas, kompetensi, dan martabat,” tambahnya.
Blavatnik School menilai Sri Mulyani sebagai sosok yang memiliki pengalaman luar biasa di sektor pemerintahan dan pembangunan global. Ia merupakan Menteri Keuangan pertama yang menjabat di bawah tiga Presiden Indonesia secara berturut-turut, serta pernah mendapat penghargaan internasional sebagai “Menteri Terbaik di Dunia” pada tahun 2018.
Selain itu, Sri Mulyani juga pernah menduduki posisi strategis di Bank Dunia sebagai Direktur Pelaksana dan Kepala Operasional (COO). Dalam peran tersebut, ia bertanggung jawab atas operasi Bank Dunia di seluruh dunia dan bekerja erat dengan negara-negara klien untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan serta mendorong agenda pengentasan kemiskinan.
Blavatnik menilai pengalaman tersebut sangat relevan bagi pengembangan pemikiran kebijakan publik dan kepemimpinan global di lingkungan akademik mereka.
Penunjukan Sri Mulyani ini dinilai sebagai langkah penting dalam memperkaya perspektif internasional di Oxford, sekaligus menjadi pengakuan dunia akademik terhadap kontribusi panjangnya dalam ekonomi, tata kelola, dan pembangunan global.









