Presiden Jokowi : 2 Indikator Penting Menjadi Perhatian, Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

0
905
Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan pada Tim Pengendalian Inflasi Daerah di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Kamis, 4 Agustus 2016. FOTO : VIBIZMEDIA.COM/RULLY

(Vibizmedia – Nasional) Presiden mendorong agar para kepala daerah yang terdiri dari gubernur, bupati dan walikota memperhatikan 2 hal penting dalam perekonomian di tanah air yaitu pertumbuhan ekonomi dan angka inflasi.

Untuk itu, Presiden mendorong agar pentingnya di masing daerah memiliki Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), jika belum memiliki harus segera membentuknya, sehingga ada anggaran untuk pengendalian harga sekalipun terjadi gejolak dapat dilakukan invervensi.

Intervensi yang dimaksud terjadi dibeberapa kota yang telah melakukan inovasi yang sangat baik seperti Provinsi Jawa Timur intervensi di sisi transportasi sedangkan Provinsi DKI Jakarta intervensi di harga daging, Pemprov berhasil menjual daging sebesar Rp 39.000 sedangkan harga daging yang dijual di luar sebesar Rp 110.000 – Rp 120.000.

Dorongan untuk melakukan intervensi tersebut juga dilakukan bagi kota-kota lain dalam bentuk pasar murah, untuk itu Presiden mendorong Polres, Kejaksaan dan Bank Indonesia agar setiap minggu, setiap dua minggu dan setiap bulan melakukan pengecekan ke gudang-gudang penyimpanan bahan-bahan pokok, agar tidak terjadi permainan harga dengan barang yang menumpuk.

Selain itu, Presiden Jokowi juga memaparkan gambaran mengenai pertumbuhan ekonomi inflasi dan pertumbuhan ekonomi inflasi. Pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan rendahnya inflasi dan ini menjadi hal yang penting, sebab inflasi yang tinggi membuat rakyat sulit untuk membeli atau belanja demikian sebaliknya.

Saat ini, kondisi inflasi di beberapa negara lain sangat rendah dibandingkan dengan Indonesia diantaranya Singapura inflasi minus 0,54%, Malaysia pada tahun 2015 sebesar 2,1%, Amerika 0,12%, Eropa 0,04%, sedangkan Indonesia 2014 8,36%, 2015 sebesar 3,35% dan tahun 2016 ini diharapkan rangenya berada pada 3%-4%, ungkap Presiden Jokowi, Kamis (4/8).

Journalist : Rully
Editor      : Mark Sinambela

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here