Serial Perkembangan Vaksin Merah Putih
(Vibizmedia – Nasional) Dalam mewawancara Menristek Prof. Bambang Brodjonegoro, Vibiz Media berkesempatan untuk memastikan perkembangan vaksin Merah Putih yang lebih tepat. Berikut ini adalah keterangan dari Menristek Prof. Bambang Brodjonegoro.
Secara definisi, Vaksin Merah Putih adalah vaksin yang bibitnya dikembangkan di Indonesia dengan menggunakan isolat virus yang bertransmisi ada di Indonesia dan nantinya akan diproduksi pabrik di Indonesia.
Saat ini ada enam platform yang berjalan secara paralel:
- Lembaga Biologi Molekuler dengan platform protein rekombinan
- Universitas Airlangga dengan platform Adenovirus dan inactivity virus
- Universitas Indonesia dengan platform DNA dan m-RNA
- Universitas Gajah Mada dengan platform protein rekombinan
- LIPI dengan platform protein rekombinan
- Institut Teknologi Bandung dengan platform Adenovirus
Keenamnya mempunyai start yang berbeda. Yang pertama adalah Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang dimulai pada bulan April 2020. (Baca: Akankah Vaksin Nusantara Bergabung dengan Vaksin Merah Putih?)
Mengapa kita tidak bisa secepat perusahaan vaksin dunia seperti Moderna Pfizer, Astra Zeneca?
Dalam sejarah, Indonesia belum pernah mengembangkan vaksin dari hulu ke hilir. Ini adalah kali pertama Indonesia melakukan pengembangan vaksin dari nol. Mulai dengan mencoba mengenali virusnya, mencoba membuat vaksinnya dan diproduksi di Indonesia. Vaksin dari Biopharma selama ini fokus pada manufaktur sedangkan R&D-nya dari pihak luar
Ini kali pertama untuk COVID-19, sehingga dalam perjalanannya banyak gangguan dan permasalahan yang timbul. Yang sulit adalah memastikan Biopharma siap dalam memproduksinya.
Dari keenam platform, ada tiga yang relatif tercepat yaitu dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Universitas Airlangga dan Universitas Indonesia. Dari Eijkman bibit (seed) vaksin akan diberikan pada Biopharma pada akhir Maret 2021. Diharapkan setelah itu bisa berproses di sisi hilirnya. Bagi Biopharma ini merupakan hal yang baru dan mereka memerlukan waktu lagi untuk melakukan optimasi dari unit vaksin yang diterima sampai nanti bisa melakukan scale up hingga melakukan uji klinis 1, 2, 3 dengan kerjasama BPOM selama 8 sampai 9 bulan. Diharapkan Vaksin Merah putih bisa diproduksi paling cepat pada awal 2022.
Bukankah saat itu vaksin sudah hampir selesai?
Benar, tetapi saat itu vaksin masih dibutuhkan karena tiga hal berikut ini.
- Rencana vaksinasi dari Kemenkes sekitar 15 bulan untuk mencapai herd immunity perlu divaksin hingga 180 jt orang.
- Ada 90 juta orang lagi belum divaksin dan pastinya akan membutuhkan vaksin
- Belum tahu vaksin yang saat ini akan bertahan berapa lama. Ada kemungkin diperlukan booster kalau sudah berkurang daya tahan tubuh atau vaksinasi ulang bila daya tahan tubuh sudah hilang terhadap COVID-19.
Kita harapkan bulan Maret ini dari sisi laboratorium sudah menghasilkan bibit untuk pabrikan.