Infrastruktur sebagai Fondasi Pertumbuhan Nasional

0
252

(Vibizmedia – Jakarta) Pembangunan infrastruktur merupakan fondasi utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Infrastruktur yang baik memperlancar mobilitas, membuka akses layanan publik, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat daya saing Indonesia secara global.

Sektor infrastruktur mencakup transportasi, energi, telekomunikasi, air bersih, dan sanitasi. Ketika semua elemen ini berjalan optimal, aktivitas ekonomi menjadi lebih efisien. Jalan dan jembatan memangkas biaya logistik, listrik mendukung industri, dan infrastruktur digital mempercepat transformasi berbasis teknologi.

Investasi infrastruktur juga menghasilkan multiplier effect—menyerap banyak tenaga kerja dan mendorong pembangunan daerah terpencil, sehingga kesenjangan wilayah dapat ditekan. Selain itu, akses terhadap air bersih, listrik, dan transportasi publik yang layak turut meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Kini, pembangunan infrastruktur turut didukung teknologi seperti Building Information Modeling (BIM), Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan (AI), guna meningkatkan efisiensi dan menjaga mutu proyek.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia menghadapi tantangan geografis dalam membangun infrastruktur. Namun dalam satu dekade terakhir, berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN) telah berhasil diwujudkan, seperti Tol Trans Jawa dan Trans Sumatra, Pelabuhan Kuala Tanjung dan Makassar New Port, Kereta Cepat Jakarta–Bandung, serta program pembangkit listrik 35.000 MW.

Keberhasilan ini menuntut sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, serta melibatkan sektor swasta. Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya partisipasi sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur dan membuka peluang investasi lebih luas. Pemerintah juga menjamin kemudahan perizinan dan dukungan proyek demi mempercepat realisasi pembangunan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa kebutuhan pembiayaan infrastruktur periode 2025–2029 mencapai USD 625,37 miliar, sementara kapasitas pembiayaan negara hanya 40 persen. Oleh sebab itu, partisipasi swasta dan inovasi pembiayaan menjadi sangat penting.

Sebagai bagian dari solusi, pemerintah menghadirkan Danantara, entitas investasi strategis yang akan mengelola sumber daya nasional dan mendorong kolaborasi lintas sektor. Dengan 50 BUMN dan 889 anak usaha di bawah kendalinya, Danantara diharapkan menciptakan nilai tambah dan membuka ruang investasi domestik dan internasional.

Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa tujuan utama transformasi ini adalah menciptakan lapangan kerja berkualitas bagi jutaan angkatan kerja baru setiap tahun.

Dari sisi ekonomi kreatif, Menteri Teuku Riefky Harsya menekankan bahwa infrastruktur menjadi tulang punggung tumbuhnya subsektor kreatif—mulai dari konektivitas digital hingga ruang kolaborasi. Infrastruktur yang kuat memungkinkan terciptanya inovasi, ekspor produk kreatif, serta penciptaan SDM unggul.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menekankan bahwa pembangunan harus berlandaskan pada nilai kemanusiaan, ketahanan nasional, dan kerja sama lintas batas. Infrastruktur bukan sekadar proyek, tapi simbol kedaulatan dan inklusi.

Ia menyoroti pentingnya membangun infrastruktur yang memberdayakan, memperkuat kepercayaan publik, dan menghadirkan masa depan berkelanjutan melalui energi bersih, kota hijau, serta jembatan digital yang menyatukan bangsa.

“Infrastruktur bukan beban biaya. Ia adalah investasi dalam martabat, keadilan, dan perdamaian,” ujar Menko AHY dalam penutup reflektifnya.