Pemerintah Percepat Hilirisasi Pertanian untuk Dorong Nilai Tambah dan Lapangan Kerja

0
64
Hilirisasi Pertanian
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan keterangannya kepada awak media di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis, 9 Oktober 2025. FOTO: BIRO PERS SETPRES

(Vibizmedia-Nasional) Pemerintah terus memperkuat agenda hilirisasi sektor pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah produk, membuka lapangan kerja, dan mempercepat pemerataan kesejahteraan rakyat.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai menghadiri rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (9/10).

“Added value-nya harus ada di Indonesia. Kalau ini dilakukan terus-menerus, kita bisa membuka lapangan kerja, menekan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, sekaligus mengurangi pengangguran,” ujar Amran dalam keterangannya.

Amran menjelaskan bahwa potensi ekonomi dari hilirisasi komoditas kelapa sangat besar. Dengan mengubah kelapa dalam menjadi produk turunan bernilai tinggi seperti santan dan Virgin Coconut Oil (VCO), nilai jual komoditas tersebut dapat meningkat hingga seratus kali lipat.

“Kalau harganya naik seratus kali lipat, kita hitung rata-rata saja bisa menghasilkan Rp2.400 triliun. Katakanlah separuhnya saja, masih sekitar Rp1.200 triliun devisa. Dan itu baru dari kelapa,” jelasnya.

Selain kelapa, hilirisasi juga disiapkan untuk komoditas gambir, sawit, kakao, mente, dan lada.
Menurut Amran, Indonesia selama ini telah menyuplai sekitar 80 persen kebutuhan gambir dunia, dan potensi produk turunannya dapat dimanfaatkan untuk bahan tinta pemilu hingga kebutuhan rumah tangga.
Sementara untuk sawit, pemerintah tengah memperkuat pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi biofuel, minyak goreng, margarin, hingga mentega.

“Kami sedang melakukan akselerasi hilirisasi kakao, mente, kelapa dalam, lada, dan lainnya. Untuk kelapa dalam, produksinya tahun ini mencapai 33 juta ton, naik dari 29 juta ton tahun lalu,” ungkap Amran.

Lebih lanjut, Amran menyampaikan bahwa pemerintah juga mengoptimalkan anggaran sebesar Rp9,95 triliun guna mendukung program pengembangan perkebunan dan hortikultura nasional.
Dana tersebut akan digunakan untuk penyaluran benih dan bibit gratis kepada petani di seluruh Indonesia.

“Kita akan berikan benih dan bibit kakao, kopi, kelapa dalam, mente, dan pala untuk lahan sekitar 800 ribu hektare di seluruh Indonesia. Program ini akan membuka lapangan kerja bagi sekitar 1,6 juta orang dalam waktu paling lambat dua tahun,” pungkasnya.

Langkah hilirisasi dan penguatan sektor perkebunan ini diharapkan menjadi motor baru pertumbuhan ekonomi pedesaan serta memperkokoh posisi Indonesia sebagai kekuatan agraris dan agroindustri dunia.