Indonesia Tegaskan Peran Global lewat Penyelenggaraan ICAO Developing Countries Training Programme 2025

0
63
Kepala PPSDMPU, M. Abrar Tuntalanai, saat menyampaikan sambutan pada kegiatan daring ICAO Developing Countries Training Programme (DCTP) 2025, program pelatihan global yang diinisiasi oleh International Civil Aviation Organization (ICAO). (Foto: Kemenhub)

(Vibizmedia – Jakarta) Indonesia kembali menegaskan kiprahnya di dunia penerbangan internasional melalui penyelenggaraan ICAO Developing Countries Training Programme (DCTP) 2025, program pelatihan global yang diinisiasi oleh International Civil Aviation Organization (ICAO).

Kegiatan ini difasilitasi oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) bekerja sama dengan Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara (PPSDMPU) Kementerian Perhubungan, dan secara resmi dibuka secara daring.

Tahun ini menandai tahun kelima keterlibatan aktif Indonesia dalam mendukung pelatihan SDM penerbangan bagi negara-negara berkembang melalui inisiatif ICAO “No Country Left Behind”, yang bertujuan memastikan semua negara memperoleh kesempatan setara untuk meningkatkan kompetensi di sektor penerbangan sipil internasional.

Kepala PPSDMPU, M. Abrar Tuntalanai, dalam siaran pers yang diterima InfoPublik, Rabu (21/10/2025), menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan wujud nyata komitmen Indonesia mendukung upaya global membangun Next Generation of Aviation Professionals yang tangguh dan adaptif.

“Melalui program ini, kami berharap dapat mendukung upaya global membangun profesional penerbangan generasi berikutnya yang tangguh, adaptif, dan berwawasan internasional,” ujar Abrar saat pembukaan pelatihan.

Program ICAO DCTP 2025 mencakup tiga pelatihan utama yang berfokus pada peningkatan kapasitas manajerial dan teknis, yaitu:

  1. Essential Soft Skills for NextGen Aviation Professionals (ESSNGAPO EN)
  2. Performance-Based Navigation Overview (PBNO EN)
  3. Air Transport Economics for Airport Professionals (ATEAP EN)

Seluruh pelatihan dilaksanakan secara daring (self-study) selama satu minggu dan diikuti oleh 60 peserta dari 29 negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Dalam kesempatan terpisah, Sekretaris BPSDMP, Capt. Wisnu Handoko, menegaskan bahwa keberhasilan penyelenggaraan DCTP 2025 mencerminkan pengakuan internasional terhadap kapasitas Indonesia sebagai negara yang mampu mengelola pelatihan berstandar ICAO.

“BPSDMP memiliki kurikulum dan tenaga pengajar berstandar internasional. Indonesia kini menjadi mitra strategis dan pusat pelatihan regional yang kredibel dalam pengembangan SDM penerbangan global,” ungkap Capt. Wisnu.

Pernyataan ini menegaskan posisi Indonesia bukan hanya sebagai penerima manfaat, tetapi juga penyedia keahlian dan pengetahuan di bidang penerbangan bagi negara-negara berkembang.

Kepala Bidang Pelatihan PPSDMPU, M. Andra Aditiyawarman, menjelaskan bahwa model pelatihan daring dirancang untuk menjangkau lebih banyak peserta dari berbagai zona waktu.

“Pendekatan self-study memungkinkan peserta dari berbagai negara mengikuti pembelajaran secara fleksibel tanpa mengurangi kualitas pelatihan,” terangnya.

Metode pembelajaran digital ini juga menjadi bagian dari transformasi pelatihan BPSDMP menuju e-learning aviation platform, yang memperluas akses, meningkatkan efisiensi, dan memastikan kesinambungan pengembangan SDM penerbangan di masa depan.

Melalui pelaksanaan ICAO DCTP 2025, Indonesia memperkuat reputasinya sebagai pemain kunci dalam pengembangan SDM penerbangan global, sekaligus mendukung agenda ICAO dalam memastikan keselamatan, keamanan, dan efisiensi transportasi udara internasional.

BPSDMP berkomitmen untuk terus memperluas kerja sama dengan ICAO guna menambah jenis pelatihan serta meningkatkan partisipasi internasional pada tahun-tahun mendatang.

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari diplomasi teknik Indonesia dalam kerangka kebijakan Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya pada pilar “Meningkatkan Daya Saing dan Kualitas SDM Nasional di Kancah Global.”

“Melalui program ini, Indonesia menunjukkan komitmen nyata untuk menjadi bagian dari solusi global di bidang penerbangan. Kami ingin memastikan tidak ada negara yang tertinggal dalam pengembangan SDM penerbangan sipil,” pungkas Abrar.