Pemerintah Genjot Konektivitas Rumah Tangga demi Menguatkan Digitalisasi Pendidikan

0
47
Acara MyRepublic Rocket Week 2025 (MRW25) dan peluncuran program “Roketin Generasi Tunas Digital” di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, dihadiri Menkomdigi Meutya Hafid yang memberikan sambutan. (Foto: Komdigi)

(Vibizmedia – Jakarta) Pemerintah terus mempercepat pembangunan konektivitas rumah tangga dan perluasan akses konten pendidikan digital sebagai langkah strategis untuk memperkuat kemampuan digital dasar anak Indonesia secara merata. Langkah ini menjadi fondasi penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak usia dini.

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyampaikan bahwa penyediaan internet yang stabil serta ketersediaan materi pembelajaran digital merupakan bagian dari agenda nasional dalam penguatan SDM. Upaya ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan digitalisasi pendidikan sebagai pilar peningkatan kompetensi generasi muda.

Dalam keterangannya pada gelaran Rocket Week 2025 MyRepublic di Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025), Meutya menegaskan pentingnya kehadiran internet yang aman, stabil, dan merata untuk mendukung transformasi pembelajaran digital. Hal tersebut juga sejalan dengan PP Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Pelindungan Anak (PP TUNAS), yang mengamanatkan penyediaan ruang digital ramah anak.

Ia juga mengapresiasi program CSR Roketin Generasi Tunas Digital yang dinilai dapat mendorong literasi digital bagi pelajar serta memperkuat implementasi PP TUNAS di lingkungan keluarga dan sekolah.

Meutya menambahkan bahwa percepatan jaringan tetap berbasis fiber to the home (FTTH) dan fixed wireless access (FWA) menjadi pondasi utama pembelajaran digital nasional. Pemerintah menargetkan 30 persen rumah tangga memiliki koneksi tetap pada tahun depan untuk mendukung pendidikan dan aktivitas UMKM yang membutuhkan jaringan lebih aman dan stabil.

Selain itu, pemerintah juga mengarahkan perluasan akses internet bagi kelompok masyarakat menengah ke bawah, termasuk 34,5 juta rumah tangga serta 2,8 juta rumah tangga berpendapatan rendah. Kelompok ini memiliki kebutuhan internet tinggi namun terkendala biaya layanan.

Menurut Meutya, peluang terbuka bagi penyedia layanan seperti MyRepublic untuk menawarkan paket internet murah agar lebih banyak keluarga dapat terhubung. Harga internet yang masih tinggi menyebabkan banyak rumah tangga belum memiliki akses, padahal pasar yang dapat dijangkau sangat besar. Ia berharap penurunan harga tidak hanya menguntungkan masyarakat, tetapi juga berdampak positif bagi industri penyedia layanan internet.