
(Vibizmedia – Nasional) Sebagai salah satu program andalan pemerintah dalam mengejar ketertinggalan dengan negara lainnya. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membuka program Percepatan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi yang dilakukan secara serempak di seluruh wilayah Indonesia, Kamis (9/10) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat.

Presinden Joko Widodo meyakini, melalui pembangunan infrastruktur dapat menjadi kunci dalam memenangkan persaingan global. Jangan bermimpi kita bisa bersaing dengan negara-negara lain dan memenangkannya kalau infrastruktur kita tertinggal, tegas Presiden Jokowi.
Selain itu, saat ini biaya transportasi di Indonesia masih tergolong lebih mahal setidaknya dua kali lipat dari negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Untuk itu, pemerintah bekerja keras tengah membangun di Kalimantan sebanyak 24 proyek, di Sulawesi 27 proyek, di Maluku dan Papua 13 proyek, di Sumatra 61 proyek, dan di tempat-tempat lainnya.
Dikarenakan infrastruktur sangat dibutuhkan oleh rakyat diperlukan proses dalam pembangunan tersebut, terdapat kontribusi besar dari sumber daya manusia yang bekerja seolah tidak kenal lelah. Pembangunan di seluruh penjuru Indonesia tidak hanya butuh tenaga konstruksi dalam jumlah yang besar, tapi juga butuh tenaga yang terampil dan terlatih. Inilah alasan yang mendasari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama dengan Kementerian Tenaga Kerja untuk mengadakan percepatan uji kompetensi sertifikasi tenaga kerja terampil, khususnya pekerja di bidang konstruksi.
Berdasarkan data dari Kementerian PUPR, saat ini jumlah tenaga kerja konstruksi yang ada di seluruh Indonesia baik yang bekerja di pemerintah, BUMN, dan swasta sebanyak 7 juta orang, sedangkan yang bersertifikat baru 9 %, atau berkisar 600 ribu orang.
Presiden menaruh harapan dengan adanya percepatan sertifikasi ini, kualitas sumber daya manusia Indonesia akan semakin meningkat. Untuk bersaing dengan negara-negara lain pun Indonesia juga diharapkan tak lagi merasa tertinggal.

Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela








